Kisah Cici dan Aisyah, Ponakan Teroris Villa Mutiara Makassar yang Diamankan Militer Filipina Setelah Nyaris Ledakkan Bom

DAVAO, BUKAMATA - Pekan lalu, militer dan polisi Filipina menggelar operasi gabungan. Operasi itu targetnya adalah kelompok Abu Sayyaf. Penyergapan dilakukan di Kota Patikul, Sulu.

Dalam operasi tersebut, anggota Abu Sayyaf bernama Sawi, yang berada di bawah kendali seorang pemimpin bernama Arnah Patit, berhasil ditembak mati.

Dilansir surat kabar Manila Bulletin, operasi gabungan ini, juga berhasil menyelamatkan seorang bocah perempuan. Namanya Aisyah. Usianya 13 tahun. Dia dipersiapkan oleh kelompok Abu Sayyaf untuk jadi martir.

Ternyata terungkap, Aisyah adalah putri dari pasangan Rullie Rian Zeke dan Ulfa Handayani Saleh. Keduanya adalah pelaku bom bunuh diri gereja katedral di Pulau Jolo, Filipina Selatan pada 2019 lalu.

Ibu Aisyah, Ulfa Handayani Saleh, berasal dari Makassar, Sulsel. Dia adalah adik kandung Rizaldy, seorang terduga teroris yang ditembak mati pada 6 Januari 2021 lalu di Vila Mutiara, Makassar. Suami Ulfa, Rullie, berasal dari Padang, Sumatera Barat.

Dilansir dari VOA, Konsul Jenderal Indonesia di Kota Davao, Filipina Selatan, Dicky Fabrian, mengaku pihaknya belum memperoleh pemberitahuan resmi dari pemerintah Filipina.

Dicky hanya mendapatkan kabar diamankannya bocah 13 tahun itu dari rilis terbuka yang diumumkan militer Filipina. “Berbicara mengenai notifikasi resmi dari pemerintah Filipina, sampai hari ini belum ada ke kita. Kita dapat beritanya dari sumber terbuka bahwa ada WNI yang ditahan atau diselamatkan oleh aparat keamanan Filipina atas nama Aisyah, perempuan, umur katanya 13 tahun,” ungkap Dicky.

Rilis dari militer Filipina kata Dicky mengatakan, bocah Aisyah sekarang ini berada dalam perlindungan militer Filipina di Provinsi Sulu.

Aisyah punya kakak. Namanya Cici. Usianya saat ini 17 tahun. Cici sementara ditahan militer Filipina. Kasusnya sama. Terorisme. Cici sempat mengaku kepada militer Filipina sebagai warga negara Malaysia.

Namun, pihak keamanan merasa yakin Cici merupakan warga negara Indonesia. Dicky sendiri sudah bertemu Cici di Kota Zamboanga. Kepada Dicky, Cici mengaku orang Indonesia.

Cici juga membenarkan bahwa orang tuanya, Rullie Rian Zeke dan Ulfa Handayani Saleh, adalah pelaku bom bunuh diri di katedral di Jolo 2019 lalu.

Cici bercerita kepada Dicky awal dia berada di Filipina. Kala itu, antara tahun 2017-2018. Ibunya mengajak Cici bersama dua adiknya, Aisyah dan Abdullah ke Filipina untuk bertemu ayah mereka, Rullie.

Mereka berempat pergi ke Filipina. Namun terlebih dahulu transit di Malaysia. Di negeri jiran itu, Cici dipaksa menikah dengan pria Indonesia bernama Andi Baso.

Mereka berlima lantas pergi ke Filipina Selatan melalui jalur tidak resmi. Lalu tiba di Jolo.

Di sanalah Cici bersama ibu dan dua adiknya, Aisyah serta Abdullah, bertemu ayah mereka, Rullie.

Namun Cici dan suaminya, Andi Baso, tinggal terpisah dengan orang tua Cici. Ayah dan ibu Cici bersama Aisyah dan Abdullah menetap di lokasi lain.

Dengan alasan ingin mengambil uang untuk pulang ke Indonesia, orang tua Cici bersama kedua adiknya, Aisyah dan Abdullah pergi meninggalkan Cici dan suaminya.

Itulah kali terakhir Cici bertemu mereka, hingga kemudian mendapat kabar orang tuanya tewas setelah melakukan serangan bom bunuh diri di Jolo.

Dicky mengaku belum mengetahui nasib Abdullah, adik bungsunya. Sebab di dalam rilis yang dilansir militer Filipina tidak disebutkan mengenai Abdullah.