MAKASSAR, BUKAMATA - Kamis, 28 Januari 2021. Di Kantor KOPEL di Jl. Batua Raya Makassar, tampak beberapa orang pria dan wanita sedang berkemas-kemas. Mereka adalah relawan KOPEL Indonesia. Mereka sedang mempersiapkan barang bantuan untuk korban bencana gempa Sulawesi Barat.
Ketua Yayasan KOPEL Indonesia, Herman mengatakan, Jumat, 29 Januari 2021, KOPEL Indonesia akan memberangkatkan relawannya ke daerah bencana gempa bumi di Sulawesi Barat. Mereka akan membawa dan mendistribusikan bantuan tahap ketiga di lokasi bencana.
Bantuan yang dibawa relawan KOPEL Indonesia kali ini, lebih banyak pada kebutuhan ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang berada di lokasi pengungsian, baik di Majene maupun di Mamuju.
Baca Juga :
Laporan tim relawan dari lokasi bencana, jenis natura ini yang paling banyak dibutuhkan pengungsi selain sembako. Misalnya, susu bayi atau ibu hamil, selimut, sarung, pakaian balita dan kebutuhan lainnya.
"Iya, selain barang yang sudah disumbangkan, donasi para dermawan kita lebih banyak kita belanjakan untuk kebutuhan balita, bumil, ibu menyusui di pengungsian," ujar Akil Rahman yang akan memimpin relawan untuk bantuan tahap ketiga ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, kunjungan relawan KOPEL Indonesia ke lokasi pengungsian warga Malunda yang mengungsi di Kabupaten tetangga (Polman), membutuhkan banyak uluran tangan para dermawan. Terutama anak-anak yang mulai terserang penyakit, balita, ibu hamil dan menyusui. Bahkan beberapa hari yang lalu, ada warga yang mengungsi ke Kabupaten Polman ini. Ibu Arsyila namanya. Hampir tak tertolong karena melahirkan di atas mobil sebelum sampai di Puskesmas Matakali Polman. Untung ibu dan bayinya dapat segera diselamatkan.
Beberapa titik pengungsian yang ada balita, bumil, dan ibu melahirkan sudah didata sebelumnya oleh tim relawan.
"Bantuan sudah pasti tak mencukupi dengan kebutuhan pengungsi yang ada. Namun sedikit banyak bisa membantu mereka," kata Firman yang juga akan ikut serta dalam relawan KOPEL.
"Pengungsi di daerah Kecamatan Tapalang saja, begitu banyak anak-anak dan balita. Belum di kecamatan lain yang terdampak gempa. Untuk pengungsi Kelurahan Kasambang dengan jumlah KK sebanyak 566 KK tersebar di 12 titik pengungsian. Dari 2.333 pengungsi yang didata, ada sebanyak 78 Balita, 8 bumil serta 23 orang ibu menyusui atau habis melahirkan. Itu belum lagi di kelurahan-kelurahan yang lain," ungkapnya.
Dengan data yang valid, diharapkan bantuan juga bisa tepat sasaran dan bermanfaat sesuai dengan kebutuhan pengungsi di lapangan.
"Karena itu, pembelanjaan barang dari donasi para donatur kita sesuaikan dengan data-data ini. Khusus untuk pemberangkatan besok lebih banyak kita belanjakan untuk kebutuhan Balita, ibu hamil, ibu menyusui atau melahirkan," tutupnya.