Anggotanya Terduga Perekam Suara Danny Saat Diskusi yang Seret Nama JK, Ini Kata Ketua LMP Sulsel

MAKASSAR, BUKAMATA - Keluarga dan simpatisan Jusuf Kalla marah. Sebuah rekaman beredar mirip suara Danny Pomanto, calon wali kota Makassar. Menyebut JK berada di balik plot penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo oleh KPK. Karenanya, keluarga JK melaporkan Danny ke Polda Sulsel, terkait pencemaran nama baik.

Sementara itu, tim hukum Danny, melaporkan orang yang diduga merekam suara tersebut ke Polda Sulsel. Pria yang dilaporkan itu berinisial SM, diduga Syarif Mada, anggota Laskar Merah Putih (LMP) Sulsel.

Apa tanggapan LMP Sulsel? Ketua LMP Sulsel, Taufik Hidayat menegaskan, jika terbukti pelaku yang merekam adalah Syarif Mada, maka dirinya sudah mengusulkan ke LMP Pusat, agar memecat yang bersangkutan secara tidak hormat. Pasalnya kata Taufik, tindakan itu sangat tidak terpuji, tidak bisa ditolerir dan mencoreng nama organisasi.

"Ini tindakan pengkhianatan terhadap organisasi yang telah memutuskan mendukung penuh Pak Danny Pomanto di Pilwalkot Makassar," tegas Taufik.

Taufik mengatakan, beberapa pengurus LMP termasuk dirinya dan Syarif Mada, sedang berbincang ringan dengan Danny Pomanto di kediaman Danny, Jl Amirullah. Lalu pembicaraan seputar penangkapan Edhy Prabowo. Juga isu-isu politik nasional yang dibahas di beberapa majalah nasional.

Lalu, pembicaraan tersebut ternyata direkam sembunyi-sembunyi. Rekaman suara itulah yang bocor keluar. Setelah diedit, kemudian disebarkan.

Kemudian, pada Rabu, 2 Desember 2020, Syarif Mada melaporkan ke grup WA Provost LMP, bahwa dia akan berangkat ke Pinrang. "Dan sampai sekarang, nomornya tidak aktif," ujar Taufik.

Taufik mendorong tim kuasa hukum Danny, untuk melaporkan kasus perekaman diam-diam dan penyebaran rekaman tersebut ke kepolisian, dan menyeret otak dan pelakunya. Menurut Taufik, tindakan itu melanggar UU ITE.

Taufik juga mengaku sudah mengusulkan pemecatan tidak hormat terhadap Syarif Mada ke Markas Pusat LMP.

Kepada kader-kader LMP yang berjuang di 15 kecamatan dan 153 kelurahan, agar merapatkan barisan, meyakinkan keluarga dan kerabat, untuk memilih Danny-Fatma sebagai wali kota dan wakil wali kota Makassar pada 9 Desember 2020 mendatang. Juga mengawal hasilnya.