Redaksi
Redaksi

Selasa, 12 Mei 2020 08:41

Suasana di tambang PT Vale Indonesia. (Sumber: PT Vale)
Suasana di tambang PT Vale Indonesia. (Sumber: PT Vale)

PT Vale Siapkan Skenario Penghentian Produksi

PT Vale Indonesia menyiapkan skenario terburuk jika pandemi terus berkepanjangan. Mengurangi produksi atau menghentikan sama sekali.

MALILI, BUKAMATA - Jumat, 8 Mei 2020, Deputy CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddi, mengeluarkan rilis. Isinya, pemberitahuan soal skenario pengurang produksi bahkan penghentian produksi perusahaan yang bergerak di pertambangan itu.

Keputusan itu, setelah mencermati wabah virus covid-19, yang dianggap mengancam kesehatan dan keselamatan seluruh pekerja tambang.

Vale SA saat ini kata Febri, telah memutuskan untuk menghentikan produksi dan menerapkan mode perawatan dan pemeliharaan selama empat minggu pada bagian operasi lain di Voisey’s Bay Canada.

Dilansir dari Ideatimes, apabila keputusan tersebut benar diberlakukan di Indonesia, maka tentu saja Pemkab Luwu Timur akan kehilangan potensi APBD sebesar 15 persen atau sekitar Rp200 miliar.

Di sisi lain, sekitar 3.000 karyawan, 7.000 kontraktor dan sebanyak 137 supplier lokal berpotensi terdampak dari keputusan itu.

PT Vale Indonesia sendiri menyadari, keputusan pengurangan produksi atau shutdown ini, bukanlah suatu keputusan yang mudah, karena operasi PT Vale di Sorowako masih sangat berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi setempat.

Sehingga PT Vale mempunyai tanggung jawab sosial untuk terus beroperasi dengan aman.

Hingga akhir Kuartal I-2020, kinerja operasional PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) masih baik. Hal tersebut tercermin pada pencapaian target produksi Kuartal I-2020 sebanyak 17.614 ton Nikel dalam matte. Kabupaten Luwu Timur sendiri, juga mendapatkan pasokan listrik sebesar 10,7 MW dari PLTA milik PT Vale Indonesia.

“Sampai saat ini, faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan lebih pada harga nikel yang terkoreksi yang mempengaruhi pendapatan, namun di lain sisi biaya produksi membaik karena harga minyak yang lebih rendah,” ungkap Febri.

PT Vale sampai saat ini juga masih menjalankan operasionalnya sesuai target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2020 dengan mempertahankan angka produksi seperti tahun 2019 yakni 71 ribu ton.

Meski demikian, PT Vale tetap memperhatikan kondisi aktual di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, yang belum dapat diprediksi kapan berakhirnya. Salah satunya, dengan menyiapkan perencanaan keberlangsungan bisnis untuk mengantisipasi dampak yang lebih serius terhadap operasional bila pandemi berkepanjangan.

Sampai saat ini, PT Vale juga masih dapat menjaga, agar lini produksi terutama operasi tambang dan smelter tetap berjalan, dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan pekerja serta lingkungan.

#Perusahaan #Covid-19

Berita Populer