Berpindah dalam sebuah lingkungan baru memiliki dua kemungkinan dalam orientasi: "transformasi" atau sekedar "migrasi". Migrasi berarti sekedar berpindah, baik dalam konteks spasial, mau pun organisasional. Sedangkan transformasi berarti bermigrasi yang disertai perubahan fundamental yang sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Dalam sejarah Islam, peristiwa hijrah adalah salah satu bentuk monumental transformasi, bukan sekedar migrasi. Orientasi Baginda Nabi Saw dan sahabat-sahabatnya berpindah dari Makkah ke Madinah adalah dorongan misi kenabian untuk menciptakan "masyarakat baru" yang memiliki perbedaan mendasar dengan masyarakat Makkah yang ditinggalkannya.
Terkadang orang berpindah dengan niat transformasi, tapi yang terjadi sekedar migrasi. Lokasi berpindah, bendera berubah, warna tak lagi sama, tapi cara berpikir dan bertindak, serta budaya kerja di tempat yang baru sama saja dengan yang lama. "Business as usual".
Kegagalan transformasi seperti ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah "lack of willpower", kehabisan bahan bakar motivasi di tengah jalan. Mungkin karena visi yang kurang menghunjam. Atau tujuan yang masih terlalu samar untuk jadi pemantik motivasi jangka panjang. Atau bisa juga karena ketidaksiapan untuk keluar dari zona nyaman.
Kegagalan transformasi bisa juga disebabkan oleh "lack of knowledge", pengetahuan yang dimiliki tidak memadai untuk menjawab tantangan di lingkungan yang baru. Karena tidak menyadari bahwa "dibutuhkan pengetahuan baru" untuk "merespon tantangan baru", maka semua solusi atas persoalan baru direspon dengan pengetahuan lama dan cara lama. Kalimat pamungkasnya adalah, "We've always done it this way!".
Agar perpindahan tak sekedar migrasi, tapi menjadi transformasi yang besar (great transformation), maka paling tidak masalah "lack of willpower" dan "lack of knowledge" perlu diatasi. Pertama, Anda harus menemukan kembali alasan dan mimpi terbesar Anda melakoni agenda transformasi. Perjelas semua yang samar-samar dari jalan dan resiko yang harus Anda tempuh menuju ke tujuan.
Kedua, beranilah keluar dari zona nyaman. Miliki sikap positif terhadap masalah dan tantangan, bahwa semua itu adalah tangga-tangga yang semakin mendekatkan kepada tujuan. Jangan lari darinya. Jadilah pembelajar yang selalu merasa bodoh, dan selalulah rendah hati kepada mereka yang berpengalaman. Mungkin masalah Anda saat ini telah dipecahkan oleh orang lain di luar sana, maka jangan berhenti belajar dan bertanya.
Dan terakhir, semua transformasi hanya lahir dari tindakan dan eksekusi. Percuma sekedar berteori dan berhasil menyusun berlembar-lembar rencana tentang transformasi, tetapi "lack of action/execution". Seperti kata Thomas Edison, "Genius is 1% inspiration, 99% perspiration/Jenius adalah 1% inspirasi, 99% keringat".
Jangan berhenti belajar. Jangan malu bertanya. Jangan takut bertindak. Jangan malu berinovasi. Jangan khawatir salah. Sebab kita selalu belajar banyak hal dari setiap kesalahan. Selamat bertransformasi.
Editor : Ibnu Kasir Amahoru