Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Selasa, 27 Agustus 2024 20:36

Sekolah Farmasi ITB melakukan pengabdian masyarakat melalui sosialisasi upaya peningkatan kualitas hidup lansia melalui caregiver pendampingan keluarga, yang dilaksanakan di Puskesmas Jumpandang Baru, Kota Makassar, Sabtu, 24 Agustus 2024
Sekolah Farmasi ITB melakukan pengabdian masyarakat melalui sosialisasi upaya peningkatan kualitas hidup lansia melalui caregiver pendampingan keluarga, yang dilaksanakan di Puskesmas Jumpandang Baru, Kota Makassar, Sabtu, 24 Agustus 2024

Pengabdian Masyarakat, Sekolah Farmasi ITB Sosialisasikan Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Lansia Melalui Caregiver

Peran caregiver keluarga bisa sangat beragam. Mulai dari memberikan bantuan dengan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, dan berpakaian, hingga mengelola obat-obatan, mengatur janji medis, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Mereka sering kali juga menjadi penengah antara orang yang mereka rawat dengan penyedia layanan kesehatan atau sosial lainnya.

MAKASSAR, BUKAMATA - Sekolah Farmasi ITB melakukan pengabdian masyarakat melalui sosialisasi upaya peningkatan kualitas hidup lansia melalui caregiver pendampingan keluarga, yang dilaksanakan di Puskesmas Jumpandang Baru, Kota Makassar, Sabtu, 24 Agustus 2024. Sosialisasi ini diikuti 45 peserta yang merupakan caregiver keluarga.

Pengabdian masyarakat ini diisi pemaparan materi dari empat narasumber. Masing-masing, dr. Saldy Meirisandy, SpPD FINASIM, Prof. apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D., apt. Andi Muflihunna, S.Si., M.Si, dan Rahmawati Ramli, S.Kep.Ns.M.Kes.

Tema tersebut dipilih mengingat pentingnya peran caregiver dalam mendampingi seorang pasien lansia. Keberadaannya sangat diperlukan agar lansia tidak merasa sendirian.

Peran caregiver keluarga bisa sangat beragam. Mulai dari memberikan bantuan dengan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, dan berpakaian, hingga mengelola obat-obatan, mengatur janji medis, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Mereka sering kali juga menjadi penengah antara orang yang mereka rawat dengan penyedia layanan kesehatan atau sosial lainnya.

Meskipun tugas-tugas ini bisa sangat memuaskan secara emosional, menjadi caregiver keluarga juga bisa sangat menuntut secara fisik dan emosional. Hal ini dapat menimbulkan stres, kelelahan, dan merasa terisolasi. Namun, bagi banyak orang, peran sebagai caregiver keluarga juga merupakan ekspresi kasih sayang dan komitmen kepada anggota keluarga yang membutuhkan bantuan mereka.

Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat, Dr. apt. Pratiwi Wikaningtyas, mengatakan, saat ini ageing population atau populasi dengan usia lanjut di Indonesia meningkat. Kota Makassar termasuk ke dalam enam kota di Indonesia yang memiliki populasi lansia yang tinggi.

Dalam pemaparannya yang berjudul Pengantar tentang lansia dan Sindrom Geriatrik, dr. Saldy Meirisandy, SpPD FINASIM, menjelaskan bahwa caregiver perlu memahami berbagai sindrom geriatri yang sering dialami oleh lansia. Terdapat 14 sindrom yang dikenal sebagai 14I dan 1F yang harus diperhatikan. Yaitu, Immobility (kesulitan bergerak), Instability (mudah jatuh), Impotence (gangguan seksual), Infeksi (mudah terinfeksi), Impairment of Hearing, Vision, and Smell (gangguan pada indra pendengaran, penglihatan, dan penciuman), Isolation/Depression (penarikan diri dan depresi), Impecunity (kesulitan ekonomi), Intellectual Impairment (gangguan intelektual/demensia), Iatrogenic (gangguan akibat pengobatan), Immune-Deficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh), Incontinence (gangguan kontrol buang air), Insomnia (gangguan tidur), Inanition (malnutrisi), dan Impaction (kesulitan buang air besar), serta satu sindrom "F" yaitu Frailty (kelemahan fisik).

"Pemahaman mengenai sindrom-sindrom ini sangat penting bagi caregiver untuk memberikan perawatan yang lebih empatik dan efektif kepada lansia," jelasnya.

Pemaparan kedua yang disampaikan Prof. apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D., dengan judul Harmoni untuk Hidup Sehat, menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara kesehatan mental, fisik, dan spiritual dalam merawat lansia. Prof Ketut menekankan bahwa harmonisasi antara ketiga aspek ini adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup lansia.

Dalam paparannya, ia juga membahas strategi praktis untuk mendukung keseimbangan tersebut, termasuk pentingnya pola makan yang sehat, rutinitas olahraga seperti yoga yang dapat membantu mengurangi stres, serta teknik relaksasi yang dapat diterapkan sehari-hari. Perawatan holistik seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kesejahteraan lansia.

Sementara, pemaparan ketiga yang dibawakan oleh Rahmawati Ramli, S.Kep.Ns.M.Kes, dengan judul Perawatan lansia, menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dasar lansia yang dapat dibantu oleh caregiver. Ia menjelaskan, peran caregiver tidak hanya terbatas pada memenuhi kebutuhan fisik lansia, seperti memastikan nutrisi dan kebersihan, tetapi juga melibatkan perhatian khusus terhadap kesehatan mental mereka.

"Selain itu, juga mengingatkan bahwa kesehatan dan kesejahteraan caregiver itu sendiri tidak boleh diabaikan, karena caregiver memegang peran penting dalam memastikan lansia mendapatkan perawatan yang optimal. Menjaga keseimbangan antara merawat lansia dan merawat diri sendiri adalah kunci untuk keberhasilan jangka panjang dalam pengasuhan," urainya.

Terakhir, apt. Andi Muflihunna, S.Si., M.Si., berbagi pengalamannya sebagai caregiver dalam menghadapi situasi yang menantang, seperti saat orang tua mengalami fraktur. Ia menekankan pentingnya kesadaran bahwa peristiwa seperti ini tidak boleh menjadi sumber penyesalan, melainkan menjadi peluang untuk lebih memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan lansia.

Andi Muflihunna memberikan saran praktis seperti penggunaan karpet anti-slip untuk mencegah jatuh, serta memastikan bahwa kebutuhan dasar lansia, seperti asupan makanan yang bergizi dan lingkungan yang aman, selalu terpenuhi. Dengan langkah-langkah tersebut, lansia akan merasa lebih dihargai, nyaman, dan termotivasi untuk menjalani kehidupan mereka dengan semangat yang tinggi.

Selain empat materi dari narasumber, peserta juga berkesempatan untuk mengikuti simulasi asuhan pasien lansia secara langsung yang dipandu oleh Rahmawati Ramli, seorang perawat berpengalaman di bidang asuhan pasien lansia. Dalam simulasi ini, peserta dapat mempraktikkan teknik-teknik perawatan yang telah dipelajari, serta mendapatkan bimbingan langsung dalam menangani situasi yang sering dihadapi saat merawat lansia, sehingga diharapkan peserta dapat lebih memahami dan mengaplikasikan teori dalam praktik nyata. (*)

#Sekolah Farmasi ITB #Pengabdian masyarakat #Caregiver #Lansia

Berita Populer