Rupiah Berpontensi Amblas ke Rp16.000 per USD, BI Bakal Lakukan Intervensi

BUKAMATA - Nilai tukar mata uang Garuda sudah nyaris ambles ke Rp16.000 per USD. Rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga mencapai Rp 15.820/USD pada pembukaan pasar hari ini, Jumat 26 Januari 2024. Data Refinitiv menunjukkan bahwa rupiah turun 0,73% pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (25/1/2024), dan telah anjlok lebih dari 2% sepanjang Januari.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi secara luas di hampir semua mata uang.

Meskipun rupiah sempat melemah paling signifikan kemarin, Edi mengamati adanya sedikit penguatan pagi ini seiring dengan mata uang Asia lainnya.

Menurut Edi, sentimen terkait ekspektasi menurunnya Fed Fund Rate (FFR) dan kebijakan suku bunga Bank of Japan yang tetap stabil menjadi penyebab pelemahan rupiah.

Dia memastikan bahwa Bank Indonesia akan melakukan intervensi di pasar untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan valuta asing.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Myrdal Gunarto dari Bank Maybank Indonesia menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terkait dengan rilis Purchasing Managers' Index AS yang ekspansif dan penguatan data ekonomi lainnya.

Investor global menjual aset di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, akibat penurunan keyakinan terhadap pemangkasan Fed Fund Rate pada Maret 2024.

Gunarto melihat peningkatan permintaan dolar terkait pembayaran bunga utang dan impor awal tahun. ]

Meskipun IHSG dan obligasi Indonesia mengalami kenaikan, investor global melakukan profit-taking mengingat perubahan kebijakan moneter the Fed.

Dalam konteks ini, Gunarto berharap Bank Indonesia dapat melakukan intervensi dengan bijak tanpa menguras cadangan devisa secara berlebihan, mengingat tekanan global yang tengah meningkat.