Wapres Gibran Buka Gebyar ABG, Dorong Kolaborasi Nasional untuk Kemandirian Obat
15 November 2025 21:15
Pejabat dari Kantor PBB di Jenewa (UNOG) mengungkapkan bahwa biaya listrik telah melonjak lebih dari 340?lam tiga tahun terakhir sejak 2021.
BUKAMATA - Dampak krisis energi yang tengah melanda Eropa semakin terasa, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terpaksa mengambil langkah drastis dengan menutup sementara kantor pusatnya di Jenewa, Swiss. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan biaya energi yang mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Markas PBB di Palais des Nations, Jenewa, akan ditutup selama satu minggu ke depan, hingga 12 Januari, sebagai upaya mengatasi krisis likuiditas yang sedang dihadapi. Pejabat dari Kantor PBB di Jenewa (UNOG) mengungkapkan bahwa biaya listrik telah melonjak lebih dari 340% dalam tiga tahun terakhir sejak 2021.
Palais des Nations juga telah mengambil langkah-langkah penghematan, termasuk mematikan semua eskalator dan secara signifikan mengurangi penggunaan pemanas meskipun sedang musim dingin.
"Meskipun kita menghadapi krisis likuiditas yang signifikan, tindakan-tindakan ini diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif pada operasional kami," ungkap Kira Kruglikova, direktur administrasi UNOG kepada Swiss.info seperti yang dilansir dari Express Sabtu 6 Januari 2024.
Seorang pegawai PBB lainnya menambahkan bahwa penutupan layanan ini seharusnya memberikan kesadaran kepada negara-negara anggota tentang urgensi dalam penanganan anggaran, terutama di tengah zona merah keuangan.
Kenaikan harga energi di Eropa sendiri dipicu oleh pasca perang Rusia-Ukraina, yang berdampak pada terputusnya aliran gas dari Moskow karena sanksi yang diberlakukan. Situasi ini turut memperparah inflasi di beberapa negara Benua Biru.
Di samping itu, hingga 12 Desember, hanya 141 dari 193 negara anggota PBB yang telah membayar iuran wajib mereka.
Alessandra Vellucci, juru bicara PBB, menyatakan bahwa 50 negara anggota gagal memenuhi pembayaran iuran, termasuk Amerika Serikat (AS), negara pendiri dengan PDB terbesar di dunia.
Masing-masing anggota PBB membayar "kontribusi yang dinilai" berdasarkan formula kompleks yang mempertimbangkan pendapatan nasional dan populas
i. Ketidakpatuhan pembayaran dari negara-negara kaya dapat berpotensi menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi organisasi internasional tersebut.
15 November 2025 21:15
15 November 2025 17:18
15 November 2025 17:11
15 November 2025 14:46
15 November 2025 14:14
15 November 2025 00:22
15 November 2025 00:57
15 November 2025 01:18
15 November 2025 00:41
15 November 2025 13:54