Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Sabtu, 06 Mei 2023 10:53

BKKBN Sulsel menggelar Advokasi dan KIE bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, di Kelurahan Kiru Kiru, Kabupaten Barru.
BKKBN Sulsel menggelar Advokasi dan KIE bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, di Kelurahan Kiru Kiru, Kabupaten Barru.

BKKBN Sulsel dan Komisi IX DPR RI Kolaborasi Edukasi Masyarakat Cegah Stunting

Stunting menjadi ancaman serius pembangunan kualitas SDM bangsa dalam upaya mewujudkan generasi emas 2045.

BARRU, BUKAMATA – Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar kegiatan Advokasi dan KIE bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, sebagai upaya pencegahan stunting melalui internalisasi pengasuhan balita kepada masyarakat di Kelurahan Kiru Kiru, Kabupaten Barru, Jumat, 5 Mei 2023.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua lokasi. Yaitu Aula Puskesmas Mangkoso dan Aula Kantor Kelurahan Kiru Kiru, dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan yang mempunyai baduta sebanyak 40 peserta.

Hadir dalam kesempatan itu, Anggota Komisi IX DPR, drg Hasnah Syam, Kepala Dinas PMD P2KBP3A Barru Jamaluddin, Kepala Puskesmas Mongkoso, dan Lurah Kiru Kiru.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Andi Ritamariani, menyebutkan, angka prevalensi stunting Sulsel berdasarkan data SSGI tahun 2022 masih berada di angka 27,2 persen. Turun dari 27,4 persen tahun 2021.

"Salah satu kabupaten yang berkontribusi besar dalam penurunan angka stunting di Sulsel adalah Kabupaten Barru. Dimana Barru sukses menurunkan sebesar 12,3 persen yaitu dari 26,4 persen tahun 2021 turun menjadi 14,1 persen di tahun 2022, ini merupakan yang terbesar penurunannya," ujar Andi Rita.

Andi Rita mengatakan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan

"Anak Stunting tinggi badannya lebih pendek dari anak seusianya. Selain itu pertumbuhan organ tubuh lainnya juga terhambat, termasuk otaknya. Sehingga berdampak pada tingkat kecerdasan anak. Namun perlu diketahui anak pendek belum tentu stunting dan anak stunting sudah tentu pendek," ungkap Andi Rita.

Ia menjelaskan, pendekatan yang dilakukan BKKBN adalah pendekatan keluarga lewat pencegahan dari hulu dan di 1.000 hari pertama kehidupan. Hal ini untuk mencegah lahirnya anak stunting baru.

Sementara, Anggota Komisi IX DPR RI, Hasnah Syam, menyebutkan, stunting menjadi ancaman serius pembangunan kualitas SDM bangsa dalam upaya mewujudkan generasi emas 2045. Data SSGI tahun 2022 menunjukkan angka stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen. Artinya, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting.

"Sedangkan WHO hanya memberikan toleransi tiap negara hanya sebesar 20 persen," ungkap Hasnah Syam.

Hasnah Syam yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Barru menyebutkan berbagai inovasi dilakukan Kabupaten Barru dalam menurunkan stunting. Diantaranya gerakan kampanye makan telur cegah stunting, One Egg One Day.

"Dengan Program Ayo Makan Telur, Kita menyalurkan bantuan telur kepada anak berisiko stunting untuk dikonsumsi selama 6 bulan. Selain itu kita pastikan telur tersebut dikonsumsi," ujar Hasnah Syam.

Dalam kesempatan itu, Hasnah Syam menyampaiakan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan menurunkan angka stunting di Barru.

"Berkat kolaborasi dan sinergitas bersama-sama, baik BKKBN, kesehatan, pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat, angka stunting Barru dapat diturunkan," tutup Hasna. (*)

#BKKBN Sulsel #Komisi IX DPR RI #Cegah stunting #Andi Ritamariani #Hasnah Syam

Berita Populer