
Pj. Bupati Takalar Fokus Menangani Stunting dengan Serius
Dr. Setiawan juga menekankan pentingnya evaluasi mingguan oleh pemerintah kecamatan bersama pemerintah desa dan puskesmas. "Posyandu harus diaktifkan, dan pendekatan kepada masyarakat harus dilakukan agar mereka memeriksakan kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil.
MAKASSAR, BUKAMATANEWS - Penjabat (Pj.) Bupati Takalar, Dr. Setiawan Aswad, M.Dev., Plg., menunjukkan komitmen serius dalam menangani masalah stunting di Kabupaten Takalar. Berbagai langkah telah diambil, termasuk menggelar Rapat Koordinasi Lintas Sektor untuk mengevaluasi pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif di seluruh kabupaten.

Rapat yang diadakan di Ruang Pola Kantor Bupati Takalar ini dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Takalar, Direktur RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle, Direktur RS. Galesong, Pj. Ketua TP. PKK Kabupaten Takalar, satgas stunting, para camat, kepala puskesmas, dan koordinator penyuluh se-Kabupaten Takalar.
Dalam rapat tersebut, Dr. Setiawan menegaskan bahwa dalam enam bulan ke depan harus ada perubahan signifikan dalam penanganan stunting di Takalar. "Kita menghadapi dua persoalan mendasar: intervensi dan tata kelola. Terkait tata kelola, kita akan mengupayakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring evaluasi, supervisi hingga pendataan. Intervensi yang dilakukan harus spesifik, koordinatif, dan sensitif," ujarnya.
Dr. Setiawan juga menekankan pentingnya evaluasi mingguan oleh pemerintah kecamatan bersama pemerintah desa dan puskesmas. "Posyandu harus diaktifkan, dan pendekatan kepada masyarakat harus dilakukan agar mereka memeriksakan kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil. Semua harus diberi edukasi terkait gizi untuk mencegah stunting," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa fungsi manajerial di posyandu juga harus diaktifkan. "Kita harus bersama-sama dan saling berkoordinasi agar penanganan stunting dapat dicegah. Data sangat penting untuk mengetahui angka stunting di Takalar, oleh karena itu pendataan harus dilakukan dengan akurat," tambahnya.
Dr. Setiawan berharap rapat ini dapat dimanfaatkan untuk evaluasi progres dan mencari solusi atas masalah yang ada, yang kemudian dituangkan dalam perencanaan mingguan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, dr. Nilal Fauziah, dalam laporannya menyampaikan bahwa intervensi serentak pencegahan stunting dilakukan melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, dan intervensi bagi ibu hamil, balita di bawah 5 tahun, serta calon pengantin.
"Berdasarkan pengukuran balita pada bulan Juni 2024, rata-rata puskesmas telah melakukan pengukuran sekitar 80%. Dari 21.323 balita yang diukur, 84,53% di antaranya telah mengunjungi dan diukur serta ditimbang di posyandu. Angka stunting di Kabupaten Takalar saat ini mencapai 1.316 anak atau 6,17%," jelas dr. Nilal.
Terkait masalah gizi, saat ini terdapat 139 kasus gizi buruk, dengan rincian 108 orang gizi buruk tanpa stunting, 31 orang stunting dengan gizi buruk, 220 orang stunting dengan gizi kurang, 857 orang stunting dengan berat badan kurang, dan 991 orang stunting dengan berat badan dan tinggi badan normal.
Dengan upaya dan koordinasi yang intensif ini, diharapkan penanganan stunting di Kabupaten Takalar akan semakin efektif dan dapat menunjukkan hasil yang signifikan dalam waktu dekat.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47