Redaksi
Redaksi

Jumat, 03 Februari 2023 15:53

Bahlil Sebut Ada Diskriminasi Terhadap Negara Berkembang atas Investasi Energi Hijau

Pemerintah terus berupaya untuk mendorong peningkatan dan pemulihan ekonomi Indonesia menuju Indonesia Maju

Bahlil Sebut Ada Diskriminasi Terhadap Negara Berkembang atas Investasi Energi Hijau

Semua negara harus memakai energi baru terbarukan, tetapi hanya 1/5 investasi energi hijau yang masuk ke negara berkembang

BUKAMATA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut fokus pemerintah saat ini ialah membangun ekonomi hijau. Baik melalui transisi energi maupun investasi yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan tetap memperhatikan lingkungan.

Hal ini diharapkan menjadi suatu gerakan perubahan bagi Indonesia untuk mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2045. Pernyataan ini disampaikan Bahlil saat mengisi acara Morning Talk with Minister of Investment rangkaian dari Mandiri Investment Forum (MIF) di Plaza Mandiri Jakarta, Kamis (2/2).

“Berbicara tentang energi hijau, ini terjadi anomali berpikir antara negara maju dan berkembang. Di berbagai belahan dunia mengatakan bahwa semua negara harus memakai energi baru terbarukan, tetapi hanya 1/5 investasi energi hijau yang masuk ke negara berkembang,” kata Bahlil.

Bahlil menjelaskan, pemerintah terus berupaya untuk mendorong peningkatan dan pemulihan ekonomi Indonesia menuju Indonesia Maju melalui beberapa langkah. Salah satunya, target investasi tahun 2023 meningkat menjadi sebesar Rp1.400 triliun.

"Selain itu, mendorong hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau, perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat, program-program UMKM naik kelas serta pembangunan IKN," jelas Bahlil.

Sebelumnya, dalam acara World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, menyinggung soal diskriminasi terhadap negara berkembang, khususnya dalam bidang investasi. Ia berujar negara maju harus mendengarkan ide-ide negara berkembang. 

Selain itu, ia meminta negara maju agar melakukan transfer teknologi ke negara berkembang untuk memberikan nilai tambah. Menurut Bahlil hal itu sangat penting dalam rangka pemerataan. Selain itu juga demi mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Ia menuturkan tidak ada artinya pertumbuhan negara tinggi tanpa ada pemerataan pertumbuhan. "Maka konsep kami adalah, harus ada kolaborasi antara pengusaha daerah, investor asing, dengan masyarakat setempat agar dapat tumbuh bersama-sama,” kata Bahlil dalam keterangan tertulis pada 18 Januari 2023.

#Indonesia maju #ekonomi hijau #Energi terbarukan

Berita Populer