Parpol Harus Punya Trik Jitu Gaet Pemilih Pemula

MAKASSAR, BUKAMATA - Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, menyarankan agar seluruh Partai Politik (Parpol) punya strategi jitu untuk menggaet generasi milenial dan generasi z sebagai pemilih pemula di Pemilu 2024 mendatang.

Menurut founder Calegpedia ini, kecenderungan generasi milenial dan gen z, yakni mempunyai kekhasan tersendiri. Dia menyebut, kelihatannya generasi muda ini seolah apatis terhadap politik, tetapi pada dasarnya, mereka jengah dengan kondisi perpolitikan yang ada.

"pemilih pemula dari generasi muda membutuhkan ekspresi yang lebih baik. Nah, ini perlu strategi komunikasi politik yang lebih baik dan jitu untuk menggaet generasi pemilih pemula supaya mereka tertarik dengan politik, tertarik menjadi pemilih yang aktif," katanya beberapa waktu lalu, kepada Bukamata.

Saat ini, kata dia, kaum muda mendominasi di Indonesia. Terdapat lebih dari 50 persen pemilih pemula yang harus direbut hatinya agar mau terlibat dalam berbagai agenda politik.

Sebab menurutnya, generasi muda susah terlibat dalam partai, bukan berarti mereka apatis. Tetapi banyak kepentingan pemuda yang kurang diakomodir.

"Generasi ini 50 persen lebih, sehingga parpol harus memang memiliki komunikasi, bagi generasi muda. Ini menjadi PR kita bersama bagaimana politik itu bisa menggaet anak muda yang memiliki kekhasan anak muda," katanya.

Ia menambahkan, anak muda itu kecenderungannya peduli terhadap isu lingkungan, isu-isu anti korupsi, serta isu soal integritas pemimpin. Sehingga, trik yang jitu salah satunya yakni menawarkan isu perubahan yang semakin baik atau menawarkan persatuan.

"Trend pemuda itu bukan apatis, tetapi mereka jengah dengan kondisi politik yang didominasi oleh politikus-politikus senior yang mereka trik politiknya yang hanya korupsinya holistik itu, yang tidak ramah dan tidak peduli terhadap lingkungan, serta politik yang membelah dan tidak merangkul," ujarnya.

Jika ini dijalankan, kata Ari, maka dipastikan Indonesia kedepannya akan semakin cemerlang. Sebab ia meyakini, generasi muda punya jalan politik baru.

"Kondisi itu menjadi ruang antitesa bagi anak muda, sehingga saya optimis bahwa anak muda itu punya jalan politik yang baru. Tetapi perlu juga ada ketersambungan generasi dengan sebuah komunikasi dari para senior, para generasi di atasnya, supaya mereka generasi 53 persen ini menjadi generasi yang terlibat dalam proses-proses elektoral," pungkasnya. (*)