
Gara-gara Investor Liburan, Rupiah Nyungsep
Pelemahan di sektor keuangan menjelang penutupan tahun disebabkan karena para pelaku pasar lebih banyak yang liburan
BUKAMATA - Momentum libur natal dan tahun baru, membuat pasar saham di Indonesia sepi peminat. Perdagangan dalam negeri terpantau hanya sebesar Rp6,4 triliun pada awal pekan ini lalu meningkat menjadi Rp 8,5 triliun pada Selasa, dan Rp 8,9 triliun pada Rabu. Kendati meningkat angka ini masih jauh dari angka rata-rata Rp14 T perhari sepanjang tahun.

Transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang rendah menjadimembuat rupiah kesulitan menguat. Nilai tukar rupiah Jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Kamis (29/12/2022). Rupiah bahkan mencatat rekor terlemah sepanjang 2022.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,26%. Depresiasi bertambah menjadi 0,38% ke Rp 15.760/USD pada pukul 9:09 WIB yang merupakan rekor terlemah tahun ini, sekaligus sejak sejak April 2020.
Rekor terlemah sebelumnya dicatat pada 30 November lalu ketika rupiah menyentuh Rp 15.748/USD.
Pelemahan di sektor keuangan menjelang penutupan tahun disebabkan karena para pelaku pasar lebih banyak yang liburan. Saat nilai transaksi rendah, maka volatilitas akan meningkat dan rupiah cenderung melemah, apalagi mengingat kebutuhan akan dolar AS di akhir tahun biasanya meningkat.
Selain itu, sentimen pelaku pasar yang kurang bagus menjelang resesi dunia 2023 juga memberikan tekanan bagi rupiah. Saat resesi terjadi, dolar AS yang menyandang status safe haven akan menjadi primadona.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47