Wapres Gibran Buka Gebyar ABG, Dorong Kolaborasi Nasional untuk Kemandirian Obat
15 November 2025 21:15
Kekerasan yang dialami berulang kali bisa membuat munculnya gangguan psikologi yang dinamakan battered woman syndrome (BWS) atau sindrom wanita babak belur.
BUKAMATA – Battered woman syndrome mungkin belum terlalu familiar di telinga kita, ya? Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi yang kerap dialami wanita korban KDRT yang tetap memilih untuk bersama dengan pasangannya.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terutama yang terjadi pada wanita, merupakan salah satu masalah kesehatan yang melibatkan pelanggaran hak asasi wanita.
Kekerasan yang dialami berulang kali bisa membuat munculnya gangguan psikologi yang dinamakan battered woman syndrome (BWS) atau sindrom wanita babak belur.
Saat seorang wanita mengalami sindrom ini, ia merasa dirinya pantas diperlakukan demikian.
Pada kebanyakan kasus, kondisi ini bahkan membuat korbannya cenderung diam serta enggan melaporkan pasangan ke pihak berwajib atau orang terdekat.
Tahapan Battered Woman Syndrome
Sindrom wanita babak belur ini tidak muncul begitu saja, tetapi merupakan imbas dari kekerasan fisik, seksual, dan psikologis yang terjadi terus-menerus.
Siklus KDRT yang terjadi bisa berupa kemunculan rasa marah pasangan yang intensitasnya semakin meningkat, lalu berubah menjadi kekerasan, yang kemudian diakhiri permintaan maaf pasangan dan janji tidak akan melakukannya lagi.
Biasanya, wanita korban KDRT yang mengalami battered woman syndrome tidak menyadari dirinya sedang berada di dalam hubungan abusive dan toxic yang jika terus-menerus terjadi bisa membahayakan dirinya.
15 November 2025 21:15
15 November 2025 17:18
15 November 2025 17:11
15 November 2025 14:46
15 November 2025 14:14