Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Jumat, 10 Juni 2022 16:35

Kepala Dinas Pariwisata Sulsel Prof Jufri, bersama GM Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep, Dedi Irfan Bachri, berfoto bersama usai memberikan keterangan pers, kemarin.
Kepala Dinas Pariwisata Sulsel Prof Jufri, bersama GM Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep, Dedi Irfan Bachri, berfoto bersama usai memberikan keterangan pers, kemarin.

Selangkah Lagi, Gopark Maros - Pangkep Jadi Warisan Dunia

Di Indonesia, ada 14 geopark yang terdaftar dan 6 diantaranya sudah masuk sebagai Geopark dunia. Sementara Geopark Maros-Pangkep jadi kandidat baru yang memiliki potensi besar untuk menjadi geopark dunia.

MAKASSAR, BUKAMATA - Selangkah lagi, Geopark Maros - Pangkep akan menjadi warisan dunia. Unesco, akan mengirim dua asesornya untuk melakukan penelitian di kawasan tersebut, Selasa, 14 Juli 2022 mendatang.

Unesco mempercayakan kepada dua orang asesornya, yakni Dr Martina Paskova, warga negara Ceko yang merupakan Asisten Profesor Geografi di University of Hradec Králové (Ceko). Paskova telah terlibat dalam gerakan geopark selama hampir empat belas tahun.

Kedua, yakni Jakob Wallge Hansen, warga negara Denmark yang merupakan Kepala Penjangkauan dan Pendidikan Geopark Global UNESCO Odsherred dan Ketua Masyarakat Geologi Denmark. Keduanya akan mengkaji dan menilai kawasan Geopark Maros-Pangkep layak jadi Warisan dunia.

Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan menjadi leading sektor untuk memberi pengawalan ketat pada geopark ini. Olehnya, pembenahan fasilitas dan penunjang sumber daya manusia di area geopark pun terus ditingkatkan, tentu dengan mengajak partisipasi pemda setempat.

"Ini akan menjadi kebanggaan Indonesia. Mohon ini diinformasikan secara terencana untuk kedatangan tim UNESCO ini," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel, Prof Jufri, Jumat, 10 Juni 2022.

Selain itu, kata Jufri, kawasan geopark Maros-Pangkep sebelumnya telah dilakukan asesmen internal oleh Komite Nasional Geopark Indonesia yang terdiri dari tiga kementrian terkait seperti kementrian ESDM, Bapenas dan Investasi. Dari hasil asesmen itu, direkomendasikan 17 halaman berisi masalah yang harus diselesaikan, salah satunya masalah kebersihan dan keamanan.

"17 halaman menjadi bahan perhatian kita, dari situ dibagi menjadi bagian Maros dan Pangkep. Seperti kebersihan di lokasi kegiatan perlu adanya pemeriksaan secara intens. Khusus dermaga Rammang-rammang belum ada dipasang papan bicara dan juga papan informasi. Seperti titik-titik penting yang akan dilalui oleh pengunjung. Termasuk ada safety seperti pelampung dan juga perbaikan lainnya," urai Jufri.

Salah satu saran dari komite yang menarik perhatian Disbudpar Sulsel yakni pengadaan kantor pusat geopark di lokasi sekaligus menyiapkan tenaga ahli geologi untuk berkantor di dalamnya.

"Ada petugas khusus memiliki latar belakang keilmuan geopark. Di luar negeri ada doktor dalam bidang geologi. Dia paling kompeten menjelaskan itu, kita harap disini juga begitu," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Disbudpar Sulsel, Devo Khaddafi, menuturkan, ada enam indikator utama yang menjadi aspek penilaian dari tim asesor Unesco. Yaitu aspek Geosite, Biosite, Culturesite, aspek konservasi, penelitian pendidikan, serta aspek kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.

"Ini akan menjadi kebanggaan buat kita apabila kawasan Geopark Maros Pangkep bisa tercacat sebagai warisan dunia. Tentunya ini juga akan menjadi nilai tambah bagi industri pariwisata Sulsel," jelas Devo.

Sementara, General Maneger (GM) Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan Bachri, menyebutkan jika di Indonesia ada 14 geopark yang terdaftar dan 6 diantaranya sudah masuk sebagai Geopark dunia. Sementara Geopark Maros-Pangkep jadi kandidat baru yang memiliki potensi besar untuk menjadi geopark dunia.

"Kawasan gugusan kars menjadi salah satu poin penting di sana. Dari sisi budaya lukisan dinding cadas tertua 45.000 tahun ada di sana dan sekarang ditemukan lagi yang lebih tua dari itu. Sementara di koordinat supermonde di sisi laut juga sangat bagus termasuk flora dan fauna di kawasan geopark bisa diperhitungkan," ujarnya.

Tidak heran jika Geopark Maros-Pangkep membuat maskot dua hewan endemik bernama Roro dan Pupu.

"Roro adalah burung rangkong atau burung alo yang terkenal endemik area geopark, serta Pupu diambil dari hewan kupu-kupu di Bantimurung Maros," jelas Dedy.

Sementara dalam meningkatkan sumber daya manusia di wilayah Geopark Maros-Pangkep, pihaknya juga telah memberikan sertifikasi kepada 80 pemandu wisata asli warga setempat serta 50 pemandu khusus untuk area goa dan prasejarah.

Dedy menyebut, secara keseluruhan, total luasan kawasan Geopark Maros Pangkep mencapai 5.077,61 kilometer persegi atau 525.160,73 hektar. Kawasan ini tersebar di daratan Maros Pangkep sampai kepulauan Spermonde. Luas kawasan karstnya mencapai 43 ribu hektare.

Geopark sendiri adalah singkatan dari geological park atau taman bumi yang mencakup kekayaan geologi (geodiversity), biologi (biodiversity), hingga kebudayaan (culturaldiversity) yang ada di dalamnya, dan menurut Dedi, itu semua sudah dimiliki oleh Geopark Maros Pangkep.

Hanya saja sampai saat ini, pihak manajemen Geopark Maros-Pangkep masih mengkhawatirkan adanya tambang ilegal di wilayah geopark Maros-Pangkep yang bisa berdampak fatal pada ekosistem di dalamnya.

"Yang bermasalah nanti tambang ilegal. Kalau dua perusahaan tambang di sana seperti Semen Bosowa dan Semen Tonasa itu sudah memberikan komitmen tertulisnya untuk dijadikan bahan pembuktian kepada tim asesor. Karena diprediksi pertanyaan asesor nanti pasti seputar seberapa besar komitmen perusahaan tambang yang ada di dalam," tutup Dedy. (*)

#UNESCO #Geopark Maros Pangkep #Pariwisata Sulsel

Berita Populer