BULUKUMBA, BUKAMATA - Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Golkar Bulukumba, memanas. Meski berhasil dilaksanakan di Bira, Minggu, 29 Agustus 2021, namun penetapan Nirwan Arifuddin sebagai Ketua Golkar Bulukumba, mendapat penolakan dari kader.
Nirwan Arifuddin menggantikan Andi Hamzah Pangki, yang telah menjabat dua periode. Kader yang menolak penetapan Nirwan, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPD II Golkar, di Jalan Jenderal Sudirman, Bulukumba. Puluhan kader turun, bahkan menyegel kantor berlambang pohon beringin itu.
Sebagai bentuk kekecewaan terhadap kepemimpinan Taufan Pawe yang menunjuk Nirwan Arifuddin, para kader merobek baju dan atribut. Sebagian kader lainnya melepas baju kuningnya, lalu membakarnya.
Baca Juga :
Koordinator lapangan, Muh Sudirman Bagas, mengakui, pemuda dan pengurus Partai Golkar Bulukumba juga dipecat secara sepihak oleh pelaksana Musda X Partai Golkar. Ia pun menolak keras kehadiran Taufan Pawe yang menunjuk Nirwan Arifuddin sebagai Plt Ketua Golkar Bulukumba.
"Keberadaan Taufan Pawe harus dihilangkan dari Partai Golkar Sulsel karena membuat kacau di internal partai," kata Sudirman, saat berorasi di Kantor DPD II Partai Golkar Bulukumba.
Mereka juga mendesak (DPP) Partai Golkar untuk segera melakukan pergantian kepada Taufan Pawe sebagai Ketua Golkar Sulsel. Sebelum membubarkan diri, para massa berjanji akan menduduki kantor Golkar Bulukumba jika tuntutannya tak diindahkan.
Sebelumnya, persoalan demi persoalan terjadi di internal Golkar Bulukumba. Pihak panitia menghilangkan fit and propert test sebagai syarat penting untuk menduduki kursi ketua. Hal ini mengundang reaksi mantan Ketua Golkar, Andi Hamzah Pangky.
"Kami heran, kok tahap fit and proper test untuk calon ketua Golkar Bulukumba belum digelar, tapi musda sudah mau dilaksanakan," kata Hamzah Pangki, yang jug salah satu kandidat calon Ketua Golkar Bulukumba.
Hamzah Pangki bahkan mengancam akan menarik kader-kadernya yang mencapai 400 orang untuk meninggalkan partai yang diketuai Erlangga Hartanto itu. Alasannya, karena ketidaknyamanan lagi berpolitik di Partai Golkar.
Sebelumnya, Musda Golkar Tana Toraja juga sempat memanas. Apalagi, 19 pimpinan kecamatan Golkar Tana Toraja tiba-tiba diganti. (*)
Penulis : Rey Yudistira