
BLT Rp600 Ribu Tak Kunjung Cair, Menko: Tunggu Sebelum Lebaran
Mulanya, BLT dijanjikan akan disalurkan kepada masyarakat pada Februari 2024 atau saat masuk bulan Pilpres. Lalu, mundur ke Maret 2024. Kini, diundur lagi dan dipatok sebelum lebaran yang jatuh pada April mendatang.
BUKAMATA - Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp 600 ribu sebagai mitigasi risiko pangan kembali ditunda pencairannya.

Mulanya, BLT dijanjikan akan disalurkan kepada masyarakat pada Februari 2024 atau saat masuk bulan Pilpres. Lalu, mundur ke Maret 2024. Kini, diundur lagi dan dipatok sebelum lebaran yang jatuh pada April mendatang.
"Mungkin sebelum lebaran lah, jadi tunggu sidang isbat dulu," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dilansir CNBC, Senin (11/3/24).
Sidang isbat sendiri sudah dilaksanakan pada Minggu (10/3) kemarin dengan hasilnya 1 Ramadan di Indonesia jatuh pada 12 Maret besok.
Pemerintah memastikan, yang jelas BLT mitigasi risiko pangan yang diperkenalkan sejak awal tahun ini akan bisa cair pada semester I-2024. Namun, tetap belum ada kepastian tanggal resmi penyalurannya.
"Yang jelas BLT mitigasi risiko pangan akan dilakukan di semester ini," tutur Ketua Umum Golkar itu.
Sebagai informasi, saat pertama kali diperkenalkan, direncanakan akan dirapel atau diberikan sekaligus pada Februari 2024 sebesar Rp 600 ribu atau Rp 200 ribu per bulan. Namun hingga kini, BLT tak kunjung cair. Padahal BLT sudah dijanjikan sejak awal tahun.
BLT Mitigasi Risiko Pangan ini diperkenalkan Airlangga pada Januari 2024 lalu, selepas High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat. Target penerimanya adalah 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Anggaran untuk BLT Mitigasi Risiko Pangan telah ditetapkan Rp 11,25 triliun melalui pagu anggaran bansos di Kementerian Sosial. Peruntukannya berbeda dengan BLT dan bansos beras El-Nino yang ditujukan untuk 22 juta KPM.
Airlangga mengatakan penyaluran BLT menggunakan layanan PT Pos Indonesia. Hal ini dilakukan lantaran tarifnya yang lebih murah ketimbang menggunakan perbankan.
lPertama lebih murah. Jadi kalau cost lewat PT Pos sebarkan itu ongkosnya Rp 30 ribu, kalau melalui perbankan Rp 60 ribu. Kenapa 60 ribu? Karena harus cetak kartu, harus ada pendampingan untuk ke ATM, sehingga lebih tinggi," Airlangga menuturkan.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47