Redaksi
Redaksi

Jumat, 26 Maret 2021 13:37

Reskonstruksi tewasnya empat laskar FPI.
Reskonstruksi tewasnya empat laskar FPI.

Satu Polisi Penembak Laskar FPI Tewas Kecelakaan, Demokrat Minta Polri Transparan Agar Tak Ada Spekulasi

Satu dari tiga oknum anggota Polda Metro Jaya yang diduga menembak mati 4 laskar FPI dalam peristiwa 'KM 50', meninggal dunia.

JAKARTA, BUKAMATA - Kabareskrim Komjen Agus Andrianto mengatakan, informasi yang dia terima saat gelar perkara, polisi tersebut meninggal karena kecelakaan. Namun, Komjen Agus tidak menjelaskan secara detail penyebab kecelakaannya.

"Karena kecelakaan. Silakan dikonfirmasi kepada penyidik atau Polda Metro Jaya ya," ungkapnya.

Partai Demokrat (PD) meminta Polri terbuka soal perkembangan tewasnya oknum polisi tersebut. Menurutnya, idealnya dalam pemeriksaan kasus ini, penyidik harus profesional dan setransparan mungkin. Mengingat, selain memang bobot kasusnya sendiri yang secara materiil butuh akuntabilitas yang tinggi, kasus ini juga mendapat perhatian publik dan penggiat hak asasi manusia.

Itu diungkap Ketua Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia PD, Didik Mukrianto kepada wartawan, Jumat (26/3/2021). Menurut Didik, dirinya memang meyakini polisi berlaku profesional dalam menangani tewasnya 4 laskar FPI. Hanya saja lanjut dia, polisi tak bisa menutup mata bahwa masyarakat juga berhak mendapatkan informasi yang memadai soal kasus tersebut.

"Saya masih yakin penyidik akan profesional dan proporsional, namun penyidik dan Polri juga tidak boleh menafikan hak publik untuk mendapatkan informasi dan hak publik untuk ikut mengetahui serta ikut menjadi bagian yang mengawasi penegakan hukum. Saya dukung dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri dalam segala hal memang harus terus dikuatkan dalam rangka keberhasilan reformasi Polri termasuk reformasi kultural Polri. Polri yang humanis, Polri menjadi sahabat masyarakat dan Polri yang dekat dengan masyarakat menjadi harapan kita semua," ujarnya.

Agar kasus meninggal satu dari tiga penembak laskar FPI tersebut tak menjadi spekulasi liar, Didik berharap polisi terbuka. Sebab, menurut Didik kasus penembakan laskar FPI cukup menyita perhatian publik.

"Saya berharap di era keterbukaan seperti saat ini, kita seperti hidup di ruang kaca, serba kelihatan. Untuk menghindari adanya spekulasi publik yang tidak perlu ada bijaknya penyidik dan atau Polda Metro Jaya bisa mengupdate setiap perkembangan kepada masyarakat," lanjutnya.

Kasus ini kata dia, cukup mendapat perhatian publik. Di sinilah integritas dan kredibilitas penyidik dan Polri akan dinilai oleh publik. "Saya yakin penyidik akan profesional dan akuntabel. Toh pada akhirnya hasil pemeriksaan itu juga akan diuji di meja hijau atau pengadilan," paparnya.

#Penembakan Laskar FPI

Berita Populer