
7 Mitos Umum Terkait Vaksin Covid-19 dan Faktanya
Vaksin Covid-19 yang disetujui telah melalui proses pengujian, dan terbukti aman dan efektif
BUKAMATA - Sejak kemunculannya pada Desember 2019, pandemi Covid-19 telah menyebabkan lebih dari 2,6 juta kematian, dan menginfeksi lebih dari 121 juta orang.

Covid-19 dapat menyerang siapa saja, menyebabkan gejala mulai dari yang ringan hingga yang sangat parah.
Hanya dalam waktu kurang dari setahun, banyak perusahaan telah mengembangkan vaksin virus corona. Sayangnya, ada banyak mitos yang berkembang mengenai vaksin ini sehingga membuat banyak orang ragu bahkan enggan untuk menerimanya.
Berikut beberapa mitos umum dan fakta terkait vaksin virus corona, seperti dilansir dari Boldsky.
Mitos 1: Vaksin Covid-19 tidak aman karena dikembangkan dengan sangat cepat
Fakta
Vaksin Covid-19 yang disetujui telah melalui proses pengujian, dan terbukti aman dan efektif. Itu juga telah melalui proses pemeriksaan oleh Food and Drug Administration FDA AS, yang sama ketatnya dengan vaksin lainnya, sehingga memenuhi semua standar keamanan.
Mitos 2: Vaksin Covid-19 akan mengubah DNA Anda
Fakta: Tidak. Mitos ini berasal dari keprihatinan bahwa vaksin mengandung materi genetik, yang disuntikkan ke dalam tubuh, sehingga dapat bercampur dengan materi genetik Anda sendiri dan membuat perubahan internal yang dapat memengaruhi DNA.
Tapi, vaksin tersebut mengandung RNA (mRNA) yang tidak pernah memasuki inti sel, tempat DNA kita 'disimpan'. Selain itu, tubuh manusia menghilangkan mRNA dalam prosesnya.
3: Vaksin Covid-19 memiliki alat pelacak
Fakta: Di media sosial, ada klaim bahwa vaksin itu mengandung alat pelacak. Hal ini bermula dari klaim bahwa produk pembuat jarum suntik Apiject Systems of America, yang memiliki kontrak dengan pemerintah untuk menyediakan alat injeksi kelas medis untuk vaksin, melakukan hal tersebut.
Klaim palsu lainnya adalah bahwa Bill Gates berada di belakang 'alat pelacak' tersbeut. Namun, para ahli secara tegas membantah klaim ini.
Mitos 4: Vaksin Covid-19 memiliki eek samping yang parah
Fakta: Memang ada laporan tentang efek samping, termasuk nyeri otot, menggigil dan sakit kepala, dan reaksi alergi yang parah. Oleh karena itu, para ahli menganjurkan orang dengan riwayat reaksi alergi yang parah terhadap bahan vaksin untuk tidak mendapatkan suntikan vaksin.
Mitos 5: Jika Anda sudah mengidap Covid-19, Anda tidak perlu divaksin
Fakta: Salah. Jika Anda sudah pernah tertular Covid-19, ada bukti bahwa Anda masih bisa mendapat manfaat dari vaksin tersebut. Namun, tidak ada data yang jelas tersedia tentang berapa lama seseorang terlindungi lagi dari virus setelah pulih dari Covid-19.
Mitos 6: Anda bisa tertular Covid-19 dari vaksin
Fakta: Sama sekali tidak benar. Seseorang tidak bisa tertular Covid-19 dari vaksin karena itu tidak mengandung virus hidup.
Mitos 7: Golongan darah tertentu lebih kebal dari infeksi Covid-19, jadi tidak perlu vaksin
Fakta: Menurut penelitian, tidak ada bukti bahwa golongan darah tertentu akan meningkatkan keparahan Covid-19, begitupun sebaliknya.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47