Redaksi : Rabu, 17 Maret 2021 12:30
Ilustrasi Diksar

BONE, BUKAMATA - Polisi sudah mendapat gambaran, kekerasan seperti apa yang menimpa Irsan (19), mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di Bone, yang tewas usai mengikuti Diksar Mapala.

Itu setelah polisi mendengar keterangan sejumlah saksi. Mereka adalah peserta dan panitia Diksar Mapala yang 7 hari diikuti korban. Diduga, kekerasan itu berupa pukulan dan tendangan ke area vital korban.

Korban Irsan pulang pada Jumat, 12 Maret 2021 malam. Lalu pada Sabtu, 13 Maret 2021, Irsan merasakan sakit. Dia sempat dua hari dirawat di rumah. Namun, karena terus memburuk, Irsan dilarikan ke RS M. Yasin Watampone. Sayang, Irsan mengembuskan napas terakhirnya pada Senin, 15 Maret 2021.

Polisi yang menyelidiki, akhirnya menemukan fakta, ada kekerasan dalam diksar tersebut. Kekerasan itu di antaranya tendangan ke perut.

Menurut Kasat Reskrim Polres Bone AKP Ardy Yusuf, kekerasan demi kekerasan tersebut, tak hanya dialami korban seorang. Hal serupa juga menimpa peserta lainnya.

"Beberapa senior selaku pendamping kegiatan tersebut melakukan kekerasan fisik kepada semua peserta Diksar, berupa pukulan pada bagian perut, menampar, menendang, menyuruh merayap dan jalan bebek," ungkap AKP Ardy, Rabu (17/3/2021).

Sudah ada 18 panitia yang dimintai keterangan. Polisi masih terus mendalami, siapa pelaku kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.