BUKAMATA - Pemerintahan Biden telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan pembicaraan dengan Iran dan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Langkah tersebut juga akan membalikkan tekad pemerintahan Trump untuk mencabut semua sanksi PBB terhadap Iran.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menekankan bahwa Presiden Joe Biden akan kembali ke perjanjian yang secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) jika Teheran mematuhi kesepakatan tersebut sepenuhnya.
Blinken mengatakan bahwa AS akan menerima undangan dari Uni Eropa untuk menghadiri pertemuan dengan para penandatangan perjanjian awal.
"Amerika Serikat akan menerima undangan dari Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk menghadiri pertemuan P5 +1 dan Iran untuk membahas jalan diplomatik ke depan tentang program nuklir Iran," tambah juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price.
Sementara itu, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, pemerintah AS memberi tahu Dewan Keamanan bahwa mereka telah mencabut seruan Trump pada September 2020 tentang apa yang disebut mekanisme "snapback" di mana ia menyatakan bahwa semua sanksi PBB terhadap Iran telah diberlakukan kembali.
Iran mulai melanggar kesepakatan JCPOA pada 2019, sekitar setahun setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik diri dan menerapkan kembali sanksi ekonomi AS.
TAG
BERITA TERKAIT
-
Trump Klaim Iran Serang "Lemah", Tak Ada Korban, dan Serukan Gencatan Senjata
-
Iran Luncurkan Rudal Khyber dengan Hulu Ledak Ganda, Israel Terguncang Hebat
-
Survei Ungkap Mayoritas Warga Amerika Sepakat dengan Trump bahwa Iran Merupakan Ancaman bagi AS
-
Trump Setujui Rencana Serangan ke Iran, Namun Keputusan Akhir Masih Tertunda
-
Israel Gempur Situs Nuklir Iran: Serangan Besar-besaran Tewaskan Pejabat Militer dan Ilmuwan Terkenal