Besok, Pemprov Sulsel Lantik 4.047 PPPK Tahap 2 dan Paruh Waktu
16 November 2025 15:19
SW masih memulihkan mentalnya. Setelah diperkosa oknum polantas yang merudapaksanya sebagai pengganti tilang.
PONTIANAK, BUKAMATA – Minggu, 20 September 2020. Wajah SW masih tampak lesu. Mata gadis 15 tahun itu sedikit bengkak. Kebanyakan menangis. Siswi SMP ini butuh pertanggungjawaban Brigadir DY, oknum polantas Polresta Pontianak yang telah memperkosanya.

Gadis asal Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat tersebut, menceritakan awal kisah pahitnya yang merenggut masa depannya.
Waktu itu, SW dan temannya YF dari rumah. Dia hendak pergi memasang behel gigi. Kemudian mau ke TPI (Pontianak Barat). Di persimpangan lampu merah, dia kena tilang oleh oknum polisi Brigadir DY.
Brigadir DY kala itu langsung mencabut kunci sepeda motor yang ditumpangi SW bersama YF. Dia lalu diminta Brigadir DY menuntun sepeda motor itu ke pos dalam keadaan mesin mati.
Setibanya di Pos Polisi Garuda, Jalan Sultan Hamid, SW dan YF ditanyai.
"Kenapa kalian berdua tidak menggunakan helm?," tanya Brigadir DY.
“Tidak ada helm pak,” ujar YF, teman korban.
"Ada empat pelanggaran lalu lintas yang kalian lakukan. Tidak pakai helm, tidak pakai masker, pelat nopol tidak dipasang dan STNK sudah mati,” ujar Brigadir DY.
Dari semua pelanggaran itu, Brigadir DY memberi sati pilihan pelanggaran yang harus diselesaikan dendanya.
“Satu denda itu bayar Rp200 ribu lebih," ujar Brigadir DY seperti ditirukan SW.
"Kamu keluar," suruh Brigadir DY ke YF.
YF pun keluar. Tinggal SW dengan Brigadir DY di dalam pos.
"Kalau tidak mau ditilang ayo ikut Abang,” ajak Brigadir DY.
"Ke mana bang?" tanya SW.
"Ayo ikut saja," ujar Brigadir DY.
"Saya pinjam motor dulu bang, pergi ambil uang denda," pinta SW.
"Tidak boleh, kamu ikut saya," ungkap Brigadir DY dengan nada memerintah.
Brigadir DY pun mengeluarkan sepeda motor SW, lalu menyuruh SW naik ke boncengan. SW tak tahu mau dibawa ke mana. Karena panik, dia menurut saja.
"Kamu pulang saja," ujar Brigadir DY ke YF, rekan korban.
Brigadir DY lalu membawa gadis SMP itu ke arah kawasan perhotelan dan tempat hiburan malam.
Ternyata SW dibawa ke Hotel KD. Setibanya di sana, dia disuruh naik terlebih dulu. Brigadir DY masih di bawah. Tak lama, dia menyusul ke atas. Kemudian dia masuk dan matikan lampu.
"Saya diberi minuman bekas dia. Setelah itu saya ngantuk, setengah sadar,” beber SW.
Saat itulah, lanjut SW, semua pakaiannya dibuka oleh Brigadir DY dan dinodai. Meski sudah menolak, namun SW tak punya daya. Tenanganya sangat lemah.
“Dia maksa dan membaringkan saya di kasur,” katanya.
Setelah selesai, sambungnya, Brigadir DY pergi meninggalkan SW sendirian di kamar.
“Janjinya mau datang lagi dan jemput. Rupanya sampai jam sore dia tidak datang,” ceritanya.
Kemudian SW dijemput oleh YF di Hotel KD bersama pihak keluarganya, yang saat itupun sedang melakukan berbagai upaya pencarian, lantaran SW tak kunjung pulang.
Atas kejadian ini, SW butuh pemulihan mental. Ia pun berharap pelaku mendapat ganjaran setimpal.
“Maunya saya, oknum itu copot seragam. Dipecat,” pintanya.
Kasus ini, sudah dilaporkan ke Polresta Pontianak. Juga pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak. Kapolresta Kombes Pol Komarudin memastikan dan menjamin kepada pelapor, bahwa proses hukum akan berjalan dengan tuntas.
“Yang pasti prosesnya sedang kami jalankan. Yang saya pastikan dan saya jaminkan kepada pelapor, bahwa proses akan kita tindaklanjuti manakala memang hal tersebut terbukti benar,” tegasnya.
Hingga saat ini, Brigadir DY masih menjalani proses pemeriksaan.
“Sudah kita amankan (Brigadir DY) terhitung Selasa malam (tak lama setelah kejadian). Sampai saat ini masih dalam proses pemeriksaan,” ujar Komarudin.
Setelah dilakukan pendalaman, Brigadir DY telah melanggar disiplin. Karena dia bukan anggota lapangan. Melainkan anggota bagian staf. Tetapi saat kejadian dan dilaporkan dia, sedang berada di lapangan.
Komarudin kembali memastikan bahwa pihaknya serius menangani kasus ini. Karena jika memang benar apa yang dilakukan Brigadir DY, itu mencoreng citra Polri di tengah gencarnya upaya-upaya profesionalitas yang dilakukan.
“Kalau ada oknum yang mencoreng citra Polri, saya pastikan kita serius menangani permasalahan ini,” tegasnya.
16 November 2025 15:19
16 November 2025 14:26
16 November 2025 14:19
16 November 2025 14:02
16 November 2025 14:19
16 November 2025 15:19
16 November 2025 14:26
16 November 2025 15:13