Redaksi
Redaksi

Kamis, 10 September 2020 17:14

Ilustrasi
Ilustrasi

Analisa IEP: 2050 Awal Kesengsaraan, 1 Miliar Penduduk Bumi Harus Mengungsi Besar-besaran

Populasi yang bertambah besar, sementara pasokan air yang makin bekurang, akan menjadi masalah besar 30 tahun kemudian. Itu menurut analisa IEP.

BUKAMATA - Institute for Economics and Peace (IEP), menyusun indeks terorisme dan perdamaian tahunan berlabel Ecological Threat Register. Lembaga itu, menggunakan data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sumber lain untuk menilai delapan ancaman ekologi.

Ancaman ekologi itu dikategorikan dalam dua kelompok besar, yakni kerawanan pangan, kelangkaan air dan pertumbuhan populasi, dan bencana alam termasuk banjir, kekeringan, angin topan, naiknya permukaan laut dan kenaikan suhu lainnya.

Hasilnya, lebih dari 1 miliar manusia terancam harus mengungsi pada tahun 2050 nanti. Hal ini didorong oleh pertumbuhan populasi yang cepat, kurangnya akses ke makanan dan air, serta meningkatnya paparan bencana alam yang harus dihadapi manusia.

IEP juga memprediksi negara dan wilayah mana yang paling banyak terpapar risiko.

Dengan perkiraan populasi dunia akan meningkat menjadi hampir 10 miliar pada tahun 2050 dan meningkatnya perebutan sumber daya yang memicu konflik, penelitian menunjukkan, sebanyak 1,2 miliar orang yang tinggal di daerah rentan di sub-Sahara Afrika, Asia Tengah dan Timur Tengah mungkin saja dipaksa untuk bermigrasi pada tahun 2050.

Sebagai perbandingan, laporan tersebut mencatat faktor ekologi dan konflik menyebabkan pengungsian sekitar 30 juta orang pada 2019.

“Ini akan memiliki dampak sosial dan politik yang besar, tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju, karena perpindahan massal akan menyebabkan arus pengungsi yang lebih besar ke negara-negara paling maju,” kata Steve Killelea, pendiri IEP dilansir dari Hot.grid.id.

Hasil analisis juga menilai, berapa banyak ancaman yang dihadapi masing-masing dari 150 negara dan kapasitas mereka untuk menahannya.

Beberapa negara seperti India dan Cina, paling terancam oleh kelangkaan air dalam beberapa dekade mendatang.

Killelea menyebut, pasokan air bersih di dunia saat ini sudah berkurang 60% dibanding 50 tahun lalu.

Sementara permintaan akan makanan diperkirakan akan naik 50% dalam 30 tahun ke depan. Sebagian besar didorong oleh perluasan kelas menengah di Asia.

Faktor-faktor tersebut, dikombinasikan dengan bencana alam yang mungkin meningkat frekuensinya, karena perubahan iklim, berarti bahkan negara yang stabil saat ini pun akan menjadi negara rentan pada tahun 2050.

#Bencana alam

Berita Populer