6.032 RT/RW di Makassar Resmi Dilantik, Munafri Minta Fokus Sampah, Keamanan, dan UMKM
29 Desember 2025 18:11
Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu. Sehingga masyarakat harus terus dalam kondisi kewaspadaan tinggi.
JAKARTA, BUKAMATANEWS - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan. BMKG memperkirakan puncak musim hujan akan berlangsung mulai November 2025 bulan ini.

Hingga akhir Oktober, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan. BMKG pun menyebut, puncak musim hujan akan berlangsung hingga Februari 2026 tahun depan.
Peralihan musim ini membawa konsekuensi meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah. Mulai dari hujan lebat, angin kencang, hingga ancaman siklon tropis dari arah selatan Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengungkapkan, hujan kini mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia. Bahkan, menurutnya, akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang.
"Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari situs resmi BMKG, Senin, 3 November 2025.
Ia memprediksi, dalam fase ini, cuaca ekstrem akan melanda sejumlah daerah. "Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia," katanya.
Berdasarkan analisis BMKG, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan kisaran di atas 150 milimeter per dasarian berpotensi terjadi di sejumlah wilayah. Antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara.
Kemudian, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah. Dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa daerah. Diantaranya, Tampa Padang, Sulawesi Barat dengan 152 milimeter per hari, Torea, Papua Barat 135,7 milimeter. Serta Naha, Sulawesi Utara 105,8 milimeter.
Selama periode 26 Oktober hingga 1 November 2025, BMKG juga mencatat 45 kejadian bencana cuaca ekstrem. Didominasi hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan bangunan di berbagai daerah.
Meski hujan mulai meningkat, suhu maksimum harian masih cukup tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, mencapai 37 derajat Celsius di Riau. Kemudian, lebih dari 36 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara.
Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu. Sehingga masyarakat harus terus dalam kondisi kewaspadaan tinggi.
Dwikorita menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini cukup aktif dengan pengaruh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan Kelvin. Serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia yang memperkuat pembentukan awan hujan.
"Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG," ucapnya. (*)
29 Desember 2025 18:11
29 Desember 2025 16:07
29 Desember 2025 14:09
29 Desember 2025 13:33
29 Desember 2025 14:09
29 Desember 2025 11:00
29 Desember 2025 10:08
29 Desember 2025 10:32
29 Desember 2025 10:15