Basket Korpri Sulsel Lawan KEMIMIPAS di Semifinal, Target Pertahankan Gelar Juara
09 Oktober 2025 15:19
Perjuangan Andi Baso memindahkan jenazah istrinya dari Macanda, Gowa ke Bulukumba, terus menguras air mata.
MAKASSAR, BUKAMATA - DPRD Sulsel sudah mengeluarkan rekomendasi. Ditandatangani pimpinan Komisi E. Meminta agar Gubernur menindaklanjuti seaegera mungkin, permintaan Andi Baso Ryadi Mappasulle, untuk memindahkan makam istrinya, dari Macanda, Gowa ke pemakaman keluarga di Bulukumba. Namun tak ada respons dari Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.
Senin, 20 Juli 2020. Andi Baso bersama dua putrinya, Andi Esa dan Andi Amel, pun berinisiatif mendatangi kantor DPRD Sulsel. Rencananya meminta tembusan surat untuk gubernur. Andi Baso bermaksud mengantarkan sendiri surat itu ke Gubernur Sulsel.
Saat sampai di kantor DPRD Sulsel, Andi Baso melihat ada mobil pelat merah, DD 1, parkir di DPRD Sulsel.
"Kita tunggu saja Pak Gubernur di sini Etta," saran Andi Esa.
Andi Baso pun mengamini. Akhirnya, mereka bertiga menunggui Nurdin Abdullah. Namun, saat bertemu dengan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Andi Baso dan dua anaknya tak mendapat respons untuk memindahkan makam istrinya, Andi Nurhayani dari Macanda. Padahal, dia sudah melampirkan bukti hasil swab yang menyatakan mendiang istrinya negatif Covid-19.
Foto Andi Esa dan Andi Amel mengadang mobil Gubernur pun viral.
"Iya (itu foto anak saya), Andi Esa dan Andi Amel. Andi Esa yang duduk," ujar ayah Andi Esa, Andi Baso Ryadi Mappasulle.
Andi Baso mengaku, dirinya akan terus berjuang memindahkan makam istrinya. Apalagi, sang istri selalu berwasiat agar dikuburkan di kampung halamannya, Bulukumba.
"Memang ada pesan dari almarhumah untuk dikuburkan di Bulukumba. Artinya kan kita sering bicara, namanya suami-istri kan, saya ini orangnya perantau, saya pernah tinggal di Jakarta 7 tahun saya pernah tinggal di Manado 8 tahun, iya kan, jadi kadang dia bicara kalau saya meninggal saya jangan dimakamkan di kampungnya orang, saya mau pulang ke kampung saya di Bulukumba," ungkap Andi Baso.
Dia juga menyaksikan proses pemulasaran jenazah istrinya tidak sesuai syariat Islam.
"Almarhumah ini mendapatkan perlakuan yang tidak layak saat pemulasaraan kan. Pertama, agama Islam kan tidak pakai peti, waktu itu jenazah juga tidak dimandikan apa semua, tidak mendapatkan perlakuan yang layak sebagai muslim. Apalagi ini negatif, karena waktu dia meninggal kan dia dalam status PDP, PDP ini kan tidak jelas (negatif atau positif)," kata Andii Baso.
09 Oktober 2025 15:19
09 Oktober 2025 15:09
09 Oktober 2025 14:58
09 Oktober 2025 11:03
09 Oktober 2025 09:52
09 Oktober 2025 09:52
09 Oktober 2025 09:28
09 Oktober 2025 11:03
09 Oktober 2025 14:58
09 Oktober 2025 15:19