
Waspada Dampak Covid-19: Jangan Sampai Hungry to Angry
Saat ini stimulus pemerintah harus dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran. Kemudian pengusaha juga mengharapkan stimulus ini bisa ditingkatkan.
BUKAMATA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani menyebut dibutuhkan strategi agar ekonomi Indonesia tidak berhenti sama sekali akibat Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan Rosan dalam diskusi virtual Zoominari bertajuk "Dari mana Dana Pemulihan Ekonomi, Global Bond atau Printing Money" yanga dipandu oleh Direktur Narasi Institute, Ahmad Nurhidayat, Sabtu (16/5/2020).
Kata Rosan Roeslani, strategi tersebut dibutuhkan agar tak ada istilah hungry man berubah menjadi angry man akibat seluruh kegiatan ekonomi terhenti.
"Kita harus memikirkan bagaimana saat nanti COVID-19 sudah melandai dan pengusaha membuka aktivitas dunia usaha secara perlahan namun tetap dengan protokol COVID-19 yang ketat dan evaluasi berkala," kata Rosan.
Diketahui, apa yang dikhawatirkan oleh Rosan sejalan dengan analisis Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta sebelumnya. Dimana krisis pandemi Covid-19 ini bukan hanya berdampak pada sisi ekonomi, tapi memungkinkan untuk berlanjut ke krisis sosial jika tidak ditemukan arah penaganan yang tepat.
Menurut Rosan saat ini stimulus pemerintah harus dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran. Kemudian pengusaha juga mengharapkan stimulus ini bisa ditingkatkan. Stimulus yang diberikan pemerintah Indonesia saat ini masih sekitar 2,7% dari total produk domestik bruto (PDB).
Dia membandingkan Jepang memberikan stimulus ke dunia usaha 19,9%, Malaysia 18,7%, Singapura 115, Amerika Serikat (AS) 15%, Australia 11%, India 10%, Italia 44%, Prancis 26%, Inggris 21% dan Spanyol 12%.
"Oleh sebab itu Indonesia perlu menambah stimulus lagi ke level yang lebih besar," jelasnya dilansir Detikcom.
Menurut Rosan saat ini pemerintah juga telah merespons sejumlah permintaan dan kebutuhan dunia usaha yang saat ini bertahan untuk menjaga likuiditas perusahaan, menjaga cashflow.
"Kalau cashflow tidak ada mau tidak mau perusahaan berhenti. Ini hal yang tidak kita inginkan seperti merupahkan atau PHK karyawan akan terjadi. Makin lama menangani COVID-19 ini maka makin besar tekanan ke ekonominya," ujarnya.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47