Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Senin, 21 Oktober 2024 18:18

Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Takalar, dengan melatih warga di desa binaan memproduksi teh herbal dari Daun Kersen.
Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Takalar, dengan melatih warga di desa binaan memproduksi teh herbal dari Daun Kersen.

Dosen UMI Latih Warga Desa Paddingin Takalar Produksi Teh Herbal dari Daun Kersen

Penelitian tentang daun kersen telah banyak dilakukan. Dari hasil kajian literatur tentang kandungan kimia dan aktivitas farmakologis, daun kersen diketahui mengandung senyawa kimia flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid.

TAKALAR, BUKAMATA - Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Takalar, dengan melatih warga di desa binaan memproduksi teh herbal dari Daun Kersen. Desa yang disasar PKM UMI ini yakni Desa Paddingin, Kecamatan Sanrobone.

Sekedar informasi, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada kesempatan ini, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM) UMI memberikan kesempatan kepada dosen untuk melakukan pengabdian masyarakat di desa binaan UMI, yaitu Desa Paddingin.

Tim dosen pengabdi LPKM ini terdiri dari tiga orang, yaitu dua dosen dari Fakultas Farmasi dan satu dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), yang diketuai oleh Apt Masdiana Tahir SFarm, dengan anggota Apt Asriani Suhaenah SSi MKes dan Ners Safruddin SKep MKep, serta melibatkan dua orang mahasiswa Farmasi UMI.

Kegiatan PKM ini didanai oleh LPKM UMI, dengan judul PKM Produksi Teh Herbal dari Kombinasi Daun dan Bunga Kersen (Muntingia calabura L.) pada Ibu PKK di Desa Paddingin, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar.

"Adapun yang melatarbelakangi pemilihan tema tersebut karena perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat merupakan pendorong timbulnya berbagai macam penyakit seperti diabetes, kolesterol, tekanan darah tinggi, asam urat, dan penyakit lainnya yang mempengaruhi metabolisme tubuh," ujar Masdiana Tahir.

Masdiana mengungkapkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan di salah satu klinik di Desa Paddingin, diketahui bahwa penyakit-penyakit tersebut merupakan penyakit yang masuk dalam 10 besar terbanyak yang diderita oleh masyarakat di wilayah Desa Paddingin. Sehingga, masyarakat perlu diedukasi cara pencegahan dan pengobatannya dengan pemanfaatan daun dan bunga dari tanaman kersen sebagai alternatif pengobatan herbal tanpa menggunakan obat kimia yang memiliki banyak efek samping.

"Tanaman kersen banyak tumbuh liar di daerah Desa Paddingin, namun masyarakat sekitar belum banyak mengetahui tentang manfaat dan cara mengolahnya. Penelitian tentang daun kersen telah banyak dilakukan. Dari hasil kajian literatur tentang kandungan kimia dan aktivitas farmakologis, daun kersen diketahui mengandung senyawa kimia flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid," jelasnya.

Daun kersen terbukti secara ilmiah mempunyai beberapa aktivitas farmakologi sebagai antidiabetes, antioksidan, antibakteri, antelmintik, antihiperlipidemia dan antiinflamasi. "Dan salah satu tim dosen Farmasi telah melakukan penelitian tentang bunga kersen yaitu ekstrak etanol bunga kersen mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan terpenoid," urainya.

Uji aktivitas ekstrak etanol bunga kersen sebagai inhibitor enzim α-glukosidase yang berperan dalam pengobatan diabetes melitus. Dan telah dilakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak metanol bunga kersen menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH diperoleh nilai IC50 sebesar 9,271 µg/ml yang termasuk antioksidan sangat kuat.

"Dan telah dilakukan uji aktivitas ekstrak bunga kersen sebagai inhibitor enzim xantin oksidase yang berperan dalam pengobatan asam urat," imbuhnya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, lanjut Masdiana, maka dalam kegiatan PKM ini dilakukan pengembangan produk dari daun dan bunga kersen menjadi teh herbal yang bermanfaat bagi kesehatan dalam penanggulangan penyakit degenerative, seperti menurunkan gula darah untuk penyakit diabetes, asam urat, kolesterol, dan sebagai antioksidan.

Untuk pembuatan teh herbal ini dilakukan pemberdayaan ibu-ibu PKK Desa Paddingin, yang merupakan kelompok masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu, 16 Oktober 2024 lalu, dan dihadiri sekitar 20 peserta yang didampingi Ketua PKK, Sadaria SP.

Para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan pembuatan sediaan teh herbal dari kombinasi daun dan bunga kersen dengan penambahan bahan tambahan lainnya, yaitu daun stevia sebagai pemanis alami, kayu manis dan jahe untuk menambah cita rasa dari sediaan teh herbal tersebut. Dimana kayu manis dan jahe juga baik untuk kesehatan.

Kegiatan PKM ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK terkait dengan manfaat daun dan bunga kersen serta menambah keterampilan dan kreativitas ibu-ibu PKK dalam membuat produk sediaan teh herbal.

"Diharapkan ibu-ibu PKK tersebut dapat membuat secara mandiri di rumah untuk pengobatan mandiri dan keluarga, serta dapat melakukan pengemasan sediaan teh herbal celup yang bernilai ekonomis yang dapat memicu semangat berwirausaha untuk diproduksi guna membantu perekonomian keluarga," pungkasnya. (*)

 

#PKM UMI #Daun kersen #teh herbal #Diabetes