Gara-gara 'Amin', Anies Baswedan Dilaporkan ke Polisi

BUKAMATA - Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, kini menghadapi tantangan hukum setelah dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh kelompok Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia.

Mereka menduga Anies melakukan penistaan agama akibat penggunaan akronim 'Amin' dalam kampanye Pilpres 2024, yang diketahui merujuk pada akronim namanya dan pasangannya, Muhaimin Iskandar.

Pengaduan ini berasal dari Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia yang berpendapat bahwa penggunaan akronim 'Amin' dalam konteks kampanye merupakan bentuk penistaan agama.

Koordinator kelompok tersebut, Umar Segala, menjelaskan bahwa penggunaan kata 'Amin' memiliki makna suci dalam ajaran agama dan menilai tindakan Anies sebagai politisasi agama demi kepentingan pribadi di Pemilu 2024.

"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna. Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapatkan suatu kepentingan publik di era demokrasi ini," jelasnya.

Umar Segala juga menyebut bahwa Anies Baswedan diduga melakukan aksi tahiyat dengan gesture dua jari dalam sebuah podcast bersama Ustad Abdul Somad pada 13 Desember lalu.

Meskipun gerakan salat seharusnya hanya melibatkan satu jari, yakni telunjuk, Umar mengklaim bahwa Anies menunjukkan gerakan nomor 2, yang dijelaskan sebagai gerakan salat.

Dalam tanggapannya, Timnas AMIN melalui Jubir Indra Charismiadji menyatakan bahwa pengaduan tersebut dianggap mengada-ada.

"Kok aneh-aneh saja. Agama mana yang dinistakan? Amin itu tidak hanya dipakai dalam ritual agama lho," ucapnya seperti dilansir dari kontan.co.id

Indra menekankan bahwa penggunaan 'Amin' tidak hanya terkait dengan ritual agama dan memandang upaya ini sebagai cederai Pemilu 2024, bertentangan dengan semangat riang gembira yang seharusnya ada.