Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Rabu, 18 Oktober 2023 19:39

Ist
Ist

Sejarah Coto, Makanan Khas Makassar yang Tak Sedap Tanpa Jeruk Nipis

Rasa dan aroma khas yang dihasilkan oleh bumbu pada hidangan Coto Makassar ini juga berfungsi sebagai penawar zat yang terdapat dalam hati, babat, jantung, dan limpah, yang banyak mengandung kolesterol.

MAKASSAR, BUKAMATA - Harga jeruk nipis saat ini melonjak. Di Makassar, harga jeruk nipis naik Rp2 ribu per kilogramnya.

Sebelumnya, harga jeruk nipis hanya Rp8 ribu per kg. Saat ini, naik menjadi Rp10 ribu per kg.

Kenaikan harga jeruk nipis ini tentu menjadi beban tersendiri bagi masyarakat. Mengingat, kegemaran masyarakat mengkonsumsi Coto dan makanan berkuah lainnya, takkan terasa sedap tanpa perasan jeruk nipis.

Hal inipun menjadi perbincangan. Begitu pula dengan sejarah nama Coto, salah satu makanan khas Sulsel ini.

Sejarah Coto

Melansir dari laman Pemprov Sulsel, konon katanya, makanan tradisional khas Makassar ini sudah ada sejak Kerajaan Gowa. Kala itu berpusat di Sombaopu sekitar tahun 1538 masehi, wilayah selatan Kota Makassar.

Coto diketahui laiknya sup daging sapi.

Coto memiliki bumbu dengan segudang rempah, merupakan makanan bercita rasa tinggi.

Dalam catatan sejarah yang dikutip dalam arsip pemerintah di Makassar, pada abad 16, hidangan Coto Makassar sebagai kuliner khas, juga mendapat pengaruh dari kuliner Cina yang telah ada saat itu.

Hal ini dapat dilihat dari jenis sambal yang digunakan, yakni sambal tauco sebagai salah satu identitasnya.

Kelezatan yang memanjakan lidah ketika menikmati hidangan Coto Makassar ini tidak terlepas dari pengolaan berbagai jenis bumbu yang digunakan.

Tidak tanggung-tanggung, dalam meramu jenis bumbu yang digunakan pada Coto Makassar ini dilakukan pencampuran 40 jenis bumbu lokal (rampa patang pulo).

Terdiri dari kacang, kemiri, cengkeh, pala, foeli, sereh yang ditumbuk halus, lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar merah, ketumbar putih, jahe, laos, daun jeruk purut, daun salam, dan daun kunyit.

Kemudian ada daun bawang, daun seledri, daun perei, lombok merah, lombok hijau, gula tala, asam, kayu manis, garam, pepaya muda untuk melembutkan daging, dan kapur untuk membersihkan jeroan.

Rasa dan aroma khas yang dihasilkan oleh bumbu pada hidangan Coto Makassar ini juga berfungsi sebagai penawar zat yang terdapat dalam hati, babat, jantung, dan limpah, yang banyak mengandung kolesterol. (*)

Penulis : Abdul Mugni
#Coto Makassar #Harga jeruk nipis naik #Makassar Kota Makan Enak

Berita Populer