Sudah 888 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir Makassar
11 Februari 2025 23:40
PM2.5 adalah salah satu jenis polutan dalam polusi udara yang memiliki dampak serius pada kesehatan manusia. Artikel ini menjelaskan apa itu PM2.5, sumber-sumbernya, batas konsentrasi menurut WHO, dan dampak berbahayanya jika terhirup secara terus-menerus.
BUKAMATA - Salah satu kandungan yang membuat udara di Jakarta menjadi yang paling buruk kualitasnya di dunia adalah PM2.5.
Lalu apa itu PM2.5? Zat ini adalah salah satu polutan atau zat sumber polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan.
Simak penjelasan ahli mengenai apa itu PM2.5 sampai bahayanya untuk kesehatan apabila materi tak kasat mata ini terus-menerus dihirup di tengah-tengah kualitas udara buruk.
Apa itu polutan PM2.5 pada polusi udara?
Dokter spesialis paru Dr. Garinda Alma Duta, Sp.P(K) menjelaskan, particulate matter atau PM2.5 adalah jenis partikel sangat kecil, yang bentuknya serupa dengan debu, dengan ukuran kurang dari 2,5 mikron (mikrometer).
"PM2.5 bentuknya berupa debu halus yang ukurannya kurang dari 2,5 mikron," kata dia saat berbincang di Live Instagram Kementerian Kesehatan, Rabu 30 Agustus 2023.
Lebih lanjut dokter yang akrab disapa Garin ini menyampaikan, polutan atau bahan pemicu polusi udara ada yang berupa gas, serta berupa debu halus seperti PM2.5.
"Kenapa kita agak mengabaikan PM2.5, menganggap enggak apa-apa, karena tidak kelihatan. Terkadang kita melihat langitnya biru, padahal di situ PM2.5 cukup tinggi," ujar dia lagi.
Garin memberikan gambaran, ukuran PM2.5 yang sangat kecil. Satu helai rambut apabila dibagi tujuh, maka ukurannya setara dengan PM10 (debu berukuran kurang dari 10 mikron).
Setelah dibagi tujuh, rambut tersebut masih dibagi lagi menjadi tiga, maka ukurannya baru setara dengan diameter PM2.5. Lantaran ukurannya cukup kecil, material polusi udara ini tidak dapat dilihat mata telanjang dan hanya bisa dideteksi dengan mikroskop elektron.
Apa saja sumber PM2.5?
Melansir laman Enviromental Protection Agency (EPA) AS, PM2.5 terbentuk dari ratusan bahan kimia berbeda. Beberapa sumber PM2.5 di antaranya:
1.Debu konstruksi atau pembangunan
2.Debu jalan yang tidak diaspal
3.Asap pembuangan pabrik atau industri
4.Kebakaran hutan atau ladang
5.Gas buangan pembangkit listrik
6.Asap buangan kendaraan bermotor
7.Asap pembuangan sampah
Berbagai material tersebut saat bertemu lantas menghasilkan reaksi kimia kompleks dan membentuk senyawa PM2.5.
Berapa batas konsentrasi PM2.5 WHO?
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan, ambang batas konsentrasi PM2.5 sebesar 15 mikrogram per meter kubik per 24 jam, dan 5 mikrogram per meter kubik per tahun.
Pada 2013, polusi udara luar ruangan dan partikulat meter termasuk PM2.5 sudah diklasifikasikan sebagai karsinogenik atau zat pemicu kanker oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) WHO.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), daerah-daerah di pusat pemerintahan atau kota besar berperan dalam penyebaran polutan PM2.5.
Hal itu dipengaruhi tingginya aktivitas kendaraan bermotor, industri, pembangkit listrik yang beroperasi, serta pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak memadai.
Mengapa PM2.5 berbahaya untuk kesehatan?
Dokter Garinda menjelaskan, PM2.5 termasuk salah satu polutan berbahaya karena partikel udara ini dapat menembus masuk ke bagian dalam jaringan tubuh lewat aliran darah.
"Pintu masuk gas dan PM2.5 adalah hidung dan mulut. Yang dirusak pertama kali hidung dan mulut. Kita menghirup terus, masuk ke trakea, bronkus, sampai alveoli. Selama perjalanan itu, bulu-bulu halus di saluran napas juga rusak. Efek pertamanya batuk," jelas Garin.
Lebih lanjut ia menyampaikan, ketika kondisi saluran napas tidak prima dan terpapar bakteri atau virus, tubuh jadi kewalahan melawan kuman. Menurut Garin, kondisi ini bisa jadi penyebab ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dan pneumonia.
"Kalau ada orang dengan riwayat asma, infeksi lanjutan ini bisa memicu hipereaktivitas bronkus. Kondisi ini bisa jadi penyebab serangan asma atau pneumonia," kata Garin.
Selain menyerang saluran napas, Garin juga menyebutkan bahwa PM2.5 bisa menembus alveoli di paru-paru dan terikat ke darah.
"Saking lembutnya, PM2.5 tidak dirasakan. Lalu jadi dosis akumulasi. Selama mengendap di dalam tubuh, terjadi interaksi dengan polutan. Nah, kalau terus-menerus terpapar polutan, radikal bebas ini tidak hanya sampai ke paru tapi juga bisa ke pembuluh darah," ujar dia.
Garin mengingatkan bahwa dampak polusi udara dari PM2.5 yang berbahaya untuk kesehatan bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti ISPA, kanker paru-paru, mengganggu kesehatan mental, ibu hamil dan janin, sampai menyebabkan kematian dini. Hal itu bisa membahayakan kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, kalangan lansia, penderita penyakit jantung dan paru-paru.
Mengingat dampak polusi udara pantang disepelekan, Garin mewanti-wanti agar lebih memperhatikan bahaya PM2.5 serta melindungi diri dari polutan berbahaya ini dengan menggunakan masker yang tepat saat beraktivitas.
Jadi, penting bagi kita semua untuk memahami apa itu PM2.5 dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan.
Melakukan langkah-langkah untuk mengurangi paparan PM2.5 seperti penggunaan masker dan mendukung inisiatif untuk meningkatkan kualitas udara adalah langkah yang bijak dalam menjaga kesehatan kita dan lingkungan.
11 Februari 2025 23:40
11 Februari 2025 22:42
11 Februari 2025 22:03
11 Februari 2025 21:50
11 Februari 2025 21:12