Hikmah
Hikmah

Selasa, 22 Agustus 2023 13:15

Erick Thohir Bakal Gabungan 3 Maskapai Penerbangan Pelat Merah, Apa Saja?

Erick Thohir Bakal Gabungan 3 Maskapai Penerbangan Pelat Merah, Apa Saja?

Erick Thohir, Menteri BUMN, mengumumkan rencana penggabungan tiga maskapai penerbangan BUMN: Pelita Air, Garuda Indonesia, dan Citilink. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan biaya logistik dan mendukung dunia bisnis di Indonesia.

BUKAMATA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mengungkapkan rencananya untuk melakukan merger alias penggabungan tiga maskapai penerbangan BUMN.

Tiga perusahaan airlines pelat merah tersebut, yakni Pelita Air, Garuda Indonesia, dan Citilink.

Langkah ini bertujuan untuk mengurangi biaya logistik dan meringankan beban dunia bisnis di Indonesia.

Erick Thohir menekankan pentingnya efisiensi dalam perusahaan-perusahaan milik negara.

Setelah berhasil melakukan merger pada PT Pelindo (Persero), kini ia berkomitmen untuk melanjutkan upaya serupa di sektor BUMN lainnya, termasuk dalam industri penerbangan.

Menteri Erick menjelaskan bahwa saat ini terdapat tiga BUMN yang beroperasi di bidang penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.

Pelita Air sendiri berada di bawah naungan PT Pertamina (Persero). Erick mengungkapkan niatnya dalam upaya menekan biaya logistik dengan menggabungkan ketiga maskapai ini.

"BUMN terus menekan biaya logistik. Pelindo telah menggabungkan empat perusahaan menjadi satu. Sebelumnya, biaya logistik mencapai 23 persen, dan kini berhasil ditekan menjadi 11 persen. Kami juga berusaha untuk menggabungkan Pelita Air, Citilink, dan Garuda agar dapat mengurangi biaya," tutur Erick melalui pernyataan resmi pada Selasa 22 Agustus 2023.

Menurut Erick, rencana merger ini muncul setelah Garuda Indonesia berhasil diselamatkan dari ambang kebangkrutan melalui serangkaian restrukturisasi yang sangat kompleks. Dia juga menyebut bahwa langkah serupa telah dipersiapkan untuk Pelita Air.

"Garuda Indonesia berhasil diselamatkan setelah melewati tantangan berat. Garuda akhirnya tetap dipertahankan karena Indonesia memerlukan maskapai bendera," tambahnya.

Erick Thohir juga mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat untuk memenuhi kebutuhan penerbangan.

Perbandingan antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia menunjukkan bahwa AS memiliki 7.200 pesawat untuk populasi 300 juta dengan GDP rata-rata USD 40 ribu, sedangkan Indonesia dengan populasi 280 juta dan GDP USD 4.700 seharusnya membutuhkan 729 pesawat. Namun, Indonesia baru memiliki 550 pesawat.

Mengatasi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Erick mengindikasikan kemungkinan merger antara tiga maskapai BUMN ini.

"Saat ini, tantangan logistik kita belum sepenuhnya teratasi," tegas Erick.

Rencana penggabungan ini diumumkan oleh Erick Thohir dalam acara Indonesia Cafetalk dengan tema 'Indonesia Diaspora Network Bersama Erick Thohir'.

Dalam acara ini, selain membahas rencana merger, juga dipaparkan mengenai BNI Diaspora Solution dari BNI. Hadir dalam kesempatan tersebut adalah Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade dan Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, John Tjahjanto Boestami.

Sebelumnya, merger pada sektor pelabuhan secara resmi telah dilakukan, di mana empat BUMN Layanan Jasa Pelabuhan digabungkan menjadi satu perusahaan, PT Pelabuhan Indonesia II, sebagai perusahaan yang bertahan (surviving entity).

#Maskapai Penerbangan #Erick Thohir