Kasus Keracunan MBG Massif, DPR RI Minta Pemerintah Waspadai Kemungkinan Sabotase
27 September 2025 20:35
Thohir menegaskan bahwa poros utama kepemimpinannya akan berdiri pada tiga pilar fundamental: membangun kapabilitas 131 juta pemuda Indonesia, menjadikan olahraga sebagai pemersatu bangsa, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui gelaran olahraga.
JAKARTA, BUKAMATANEWS – Erick Thohir resmi memulai babak baru sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9). Menggantikan Dito Ariotedjo, mantan CEO Inter Milan dan BUMN ini langsung memaparkan visi strategisnya yang berfokus pada pemberdayaan manusia, bukan sekadar pembinaan atlet.
Dalam pernyataannya usai pelantikan, Thohir menegaskan bahwa poros utama kepemimpinannya akan berdiri pada tiga pilar fundamental: membangun kapabilitas 131 juta pemuda Indonesia, menjadikan olahraga sebagai pemersatu bangsa, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui gelaran olahraga.
Erick Thohir menggarisbawahi bahwa namanya adalah Menteri Pemuda dan Olahraga, sebuah frasa yang sering kali disepelekan dengan hanya fokus pada olahraga. Ia melihat pemuda sebagai fondasi masa depan bangsa.
“Kita bicara tentang 131 juta pemuda yang akan menjadi basis pembangunan bangsa kita ke depan. Tugas kita adalah membangun kapabilitas mereka agar mampu bersaing di level global,” tegas Thohir. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa program kerjanya akan meluas hingga ke bidang pendidikan karakter, kewirausahaan pemuda, dan pengembangan soft skills, menjadikan Kemenpora sebagai wadah untuk mencetak calon-calon pemimpin masa depan.
Pilar kedua yang menjadi perhatiannya adalah menyemarakkan gelaran olahraga dari tingkat akar rumput hingga elit. Thohir berjanji akan mendorong penyelenggaraan banyak kompetisi di daerah dan pusat.
“Olahraga adalah alat pemersatu bangsa dan duta Indonesia di dunia. Kita harus menaikkan maruah, martabat, dan kedigdayaan kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Strategi ini dinilai tepat untuk membuka keran bibit-bibit atlet baru dari berbagai daerah, sekaligus menciptakan rivalitas sehat yang memacu prestasi. Kompetisi yang masif juga akan menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang dalam semangat sportivitas, mewujudkan fungsi olahraga sebagai perekat bangsa.
Angle paling menarik yang diusung Thohir adalah menjadikan olahraga sebagai mesin penggerak ekonomi. Setiap kompetisi dan event olahraga tidak hanya berujung pada penghargaan, tetapi juga harus memiliki dampak ekonomi yang nyata.
“Olahraga ke depan harus kita dorong untuk (mendukung) pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan,” tuturnya.
Visi ini sejalan dengan latar belakangnya sebagai profesional di dunia bisnis. Penggelaran liga dan turnamen akan membuka lapangan kerja luas, mulai dari event organizer, media, merchandising, hingga industri pariwisata dan hospitality di daerah penyelenggara. Hal ini dapat mentransformasi olahraga dari sekadar hobi menjadi sebuah industri yang berkelanjutan.
Di akhir pernyataannya, Thohir mengingatkan pada filosofi dasar: membangun manusia seutuhnya. “Ini basis yang penting, kenapa manusia itu perlu tidak hanya badan, tetapi juga pikiran yang sehat.”
Pernyataan ini mengisyaratkan pendekatannya yang holistik, di mana kesehatan fisik melalui olahraga berjalan beriringan dengan kesehatan mental dan intelektual para pemuda.
Dengan tiga pilar strategis ini, Erick Thohir tidak hanya sekadar melanjutkan estafet, tetapi membawa angin segar dengan pendekatan corporate and impact-driven, mengubah wajah olahraga Indonesia dari yang sekadar kompetitif menjadi bernilai ekonomi dan berdaya saing global.
27 September 2025 20:35
27 September 2025 20:26
27 September 2025 19:40
27 September 2025 19:32
27 September 2025 06:55
27 September 2025 10:57
27 September 2025 10:49
27 September 2025 10:40
27 September 2025 14:41