Wapres Gibran Buka Gebyar ABG, Dorong Kolaborasi Nasional untuk Kemandirian Obat
15 November 2025 21:15
Dalam sebuah video yang dirilis oleh Badan Keamanan Ukraina, Shishimarin mengatakan 'saya diperintahkan untuk menembak. Saya menembak satu peluru ke arahnya, ia jauh, dan kami melanjutkan perjalanan'.
BUKAMATA - Sersan Vadim Shishimarin, tentara muda Rusia telah membunuh seorang kakek dengan menembaki kepala hingga tewas. Tentara Rusia berusia 21 tahun itu mengaku bersalah membunuh seorang warga sipil yang tidak bersenjata, Rabu (18/5/2022)

Atas keajdian itu Vadim Shishimarin terancam hukuman seumur hidup karena menembak seorang warga Ukraina berusia 62 tahun di kepalanya dari sebuah mobil, empat hari setelah Rusia meluncurkan invasi pada akhir Februari.
Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova sebelumnya mengatakan, badan yang dipimpinnya sedang mempersiapkan penuntutan kejahatan perang terhadap 41 tentara Rusia atas berbagai pelanggaran termasuk pemboman sarana sipil, pembunuhan warga sipil, perkosaan, dan penjarahan.
Tidak jelas berapa banyak tawanan tentara Rusia dan berapa banyak yang akan diadili secara in-absentia.
Dilansir Voa Indonesia, dalam kasus Shishimarin di peradilan Kyiv itu, Venediktova menuduhnya sebagai salah satu dari sekelompok tentara Rusia yang melarikan diri dari kejaran pasukan Ukraina pada 28 Februari, yang kemudian berkendaraan ke Chupakhivka, sebuah desa sekitar 320 kilometer timur dari ibukota Kyiv.
Jaksa mengatakan, dalam perjalanan itu tentara Rusia melihat seorang laki-laki bersepeda yang sedang berbicara diponselnya. Shishimarin, menurut Venediktova, diperintahkan untuk membunuh laki-laki itu sehingga dia tidak bisa melaporkan kepada penguasa militer Ukraina tetapi dia tidak mengatakan siapa yang mengeluarkan perintah itu. Dengan menggunakan senapan Kalashnikov miliknya, Shishimarin melepaskan tembakan dari mobilnya.
Dalam sebuah video yang dirilis oleh Badan Keamanan Ukraina, Shishimarin mengatakan 'saya diperintahkan untuk menembak. Saya menembak satu peluru ke arahnya, ia jauh, dan kami melanjutkan perjalanan'.
Kantor Venediktova mengatakan sedang menyelidiki 10.700 kasus yang berpotensi sebagai kejahatan perang. Kasus ini melibatkan 500 tersangka, termasuk tentara dan pejabat pemerintah Afghanistan.
Kantor Venediktova mengatakan, sedang menyelidiki lebih dari 10,700 kasus yang berpotensi kejahatan perang, melibatkan 600 tersangka, termasuk tentara Rusia dan pejabat pemerintah.
15 November 2025 21:15
15 November 2025 17:18
15 November 2025 17:11
15 November 2025 14:46
15 November 2025 14:14