Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Rabu, 18 Mei 2022 11:57

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melakukan pencanangan tanam perdana lahan sawah biasa untuk Peningkatan IP100 menjadi IP300 di Desa Kayuloe Timur, Kecamatan Tulatea, Kabupaten Jeneponto.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melakukan pencanangan tanam perdana lahan sawah biasa untuk Peningkatan IP100 menjadi IP300 di Desa Kayuloe Timur, Kecamatan Tulatea, Kabupaten Jeneponto.

Kementan Dorong Jeneponto Tingkatkan Indeks Pertanaman

Kabupaten Jeneponto diharapkan menjadi salah satu lumbung pangan terbesar di Sulsel. Dengan begitu, dapat mensuplai kebutuhan pangan untuk kabupaten lain, provinsi lain, bahkan ekspor.

JAKARTA, BUKAMATA - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong peningkatan Indeks (IP) Pertanaman sektor pertanian Kabupaten Jeneponto dari 100 menjadi 300 atau satu kali tanam menjadi tiga kali tanam setahun, bahkan ke depannya didorong menjadi empat kali setahun (IP400). Karena itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan pencanangan tanam perdana lahan sawah biasa untuk Peningkatan IP100 menjadi IP300 di Desa Kayuloe Timur, Kecamatan Tulatea, Kabupaten Jeneponto.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan, peningkatan IP tersebut salah satunya disebabkan karena telah beroperasinya Bendungan Karalloe di Kabupaten Jeneponto, yang hingga saat ini sudah mengairi persawahan seluas 3.756 ha. Kedepannya pun, Jeneponto yang memiliki potensi alam yang sangat baik ini diharapkan dapat menerapkan sistem pertanaman hingga IP400 atau empat kali tanam setahun.

"Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahhrul Yasin Limpo, kita sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi. Bahkan surplusnya dapat diekspor," demikian dikatakan Suwandi di Jakarta, kemarin.

Untuk diketahui, Bendungan Karalloe merupakan anugrah luar biasa bagi petani Jeneponto. Dengan adanya bendungan ini Kabupaten Jeneponto diharapkan menjadi salah satu lumbung pangan terbesar di Sulsel. Dengan begitu, dapat mensuplai kebutuhan pangan untuk kabupaten lain, provinsi lain, bahkan ekspor.

Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto, Bambang Haryanto, menjelaskan, bila semua saluran irigasi sekunder dan tersier selesai diperbaiki, air bendungan dapat mengaliri sawah yang ada di Jeneponto seluas 7.000 ha. Petani di wilayah tersebut menyambut baik dengan beroperasinya Bendungan Karalloe, sehingga peningkatan IP dari 100 menjadi 300 dapat dilakukan dan diharapkan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan petani.

"Kapasitas bendungan Karalloe sebanyak 40,53 juta kubik air, mampu mengaliri sawah dan nantinya akan dipergunakan sebagai pembangkit listrik. Jarak bendungan dengan lokasi tanam IP 300 ini sejauh 14 km," jelas Bambang.

Bambang optimistis hadirnya Bendungan Karalloe dapat mengubah pola tanam petani. Petani awalnya hanya menanam padi sekali setahun menjadi dua kali, dan sekali menanam jagung sehingga pola tanamnya padi-padi-jagung.

"Saat ini petani sedang melakukan tanam padi kedua, setelah panen di bulan April. Bila air sepanjang tahun tersedia mungkin petani bisa untuk melakukan pertanaman padi 3 kali dan satu kali jagung sehingga IP lahan menjadi 400," ujarnya.

Adapun varietas padi yang ditanam, yakni Inpari 42, Inpari 32, Mekongga, dan lainnya dengan produktivitas 5,4 ton/ ha. Selain menanam padi, petani Jeneponto juga semangat menanam jagung. Rata-rata produktivitas jagung di Jeneponto 7,8 ton/ton, varietas yang biasa ditanam petani, Bisi, NK, Pertiwi 2, Pertiwi 3, RK 547 dan Nasa 29. (*)

#Kementrian Pertanian #Kementan RI #Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo #Pemkab Jeneponto

Berita Populer