MAKASSAR, BUKAMATA - World Agroforestry (ICRAF) Indonesia memilih Kabupaten Bone sebagai lokus kegiatan aksi perubahan iklim lahan untuk kehidupan, yang merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Kanada. Dimulainya proyek kolaborasi ini ditandai dengan penyelenggaraan Lokakarya Satu Hari Lahan untuk Kehidupan, Bersama Mewujudkan Penghidupan Berketahanan Iklim di Sulsel, yang diselenggarakan di Hotel Claro Makassar, Kamis, 24 Februari 2022.
Direktur ICRAF Indonesia, Dr Sonya Dewi, mengatakan, program Land4Lives atau lahan untuk kehidupan sangat sejalan dengan visi dan misi organisasi World Agroforestry (ICRAF) Indonesia, akses yang setara untuk semua orang dalam memperoleh penghidupan yang layak melalui landscape yang sehat, produktif, dan lestari.
"Kami merasa terhormat mendapat kepercayaan untuk melaksanakan proyek ini, karena menunjukkan dukungan penuh kami untuk upaya pemerintah dalam memperkuat penghidupan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup," ujar Sonya Dewi, yang hadir secara virtual.
Ia menjelaskan, Land4Lives adalah proyek aksi untuk perubahan iklim unggulan Kanada dengan Indonesia, yang mewakili upaya nyata Pemerintah Kanada untuk mewujudkan komitmen internasional Kanada untuk pembiayaan iklim negara-negara berkembang, guna mendukung transisi ke arah pembangunan berkelanjutan dan berketahanan iklim dibawah kebijakan Feminist International Assistance Policy Kanada. Upaya perubahan iklim lebih efektif ketika perempuan dan anak-anak perempuan memiliki peran aktif dalam merancang, mengembangkan dan menerapkan respons perubahan iklim dan lingkungan.
"Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kesetaraan gender serta memberdayakan perempuan, termasuk perempuan petani dan para perempuan kepala keluarga," ujarnya.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Bappelitbangda Sulsel, mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan ICRAF Sulsel. Ia mengakui, mengajukan sejumlah daerah, namun yang terpilih adalah Kabupaten Bone.
"Di Sulsel itu terpilih Kabupaten Bone, daerah lokasi kegiatan yaitu di dua sub DAS Walanae. Nantinya ada kegiatan terpadu dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatan ketahanan ekonomi setempat, dan bagaimana mengelola lahan yang beradaptasi dengan adanya perubahan iklim," ungkapnya.
Ia menambahkan, dipilihnya Kabupaten Bone sebagai lokus kegiatan sudah tepat. Mengingat, DAS Walanae memiliki peranan penting dalam hal mengalirkan air yang ada di Danau Tempe, yang selama ini menyebabkan banjir di tiga daerah yaitu Bone, Soppeng dan Wajo. Bahkan Sidrap.
"Jadi dengan mengalokasikan kegiatan di tempat tersebut, saya kira mereka bisa melakukan sedikit banyak adaptasi terhadap perubahan yang terjadi akibat perubahan iklim dan sebagainya," ungkapnya.
Sedangkan, Kepala Bappeda Bone, Dr Ade Fariq Ashar, mengatakan, proyek ini akan memperkuat kapasitas komunitas rentan, termasuk di dalamnya perempuan dan anak-anak perempuan, untuk dapat melakukan upaya mitigasi, meningkatkan ketahanan, sekaligus mampu beradaptasi dengan dampak buruk dari perubahan iklim, melalui partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan dan komunitas.
"Kerja sama ini akan berkontribusi pada upaya kami untuk mencapai target pembangunan sekaligus menjangkau masyarakat untuk memperkuat penghidupan mereka melalui bentang alam yang lestari dan praktik pertanian cerdas iklim," ujarnya.
Sekedar informasi, proyek dengan total nilai 16,8 juta Dolar Kanada (Rp 192 miliar) ini sepenuhnya dibiayai oleh Global Affairs Canada. (*)
BERITA TERKAIT
-
Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Pemkab Bone dan CIFOR-ICRAF Dorong Masyarakat Tanam Sayuran di Pekarangan
-
Sosialisasikan GGP, ICRAF Indonesia - Pemprov Sulsel Siapkan Tujuh Strategi Menuju Ekonomi Hijau
-
Pemprov Sulsel Apresiasi Penelitian KONEKSI tentang Ketahanan Iklim di Indonesia Timur
-
CIFOR - ICRAF Indonesia Gandeng Pemkab Bone Terapkan Kurikulum Mulok Pangan Lokal di Tingkat SD dan SMP
-
Difasilitasi Pemerintah Kanada, ICRAF - Bappelitbangda Susun Roadmap Ekonomi Hijau Provinsi Sulsel