BUKAMATA — Di tengah naiknya angka kasus penularan Covid-19 varian omicron, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia merasa tindakan yang dilakukan Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi level pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) merupakan tindakan yang tepat guna mendorong ekonomi agar tetap bergerak.
Hingga kini, Indonesia berada di urutan ke-4 dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok, India dan Amerika Serikat dengan vaksin terbanyak dengan angka 59% populasi Indonesia telah mendapatkan vaksin lengkap (dosis 1 dan dosis 2) serta 86% populasi telah mendapatkan vaksin dosis 1.
Humas Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Kiki Rizki mengingatkan meski varian Omicron ini tidak separah dengan varian Delta namun jangan sampai membuat masyarakat lengah dan abai terlebih berasumsi bahwa varian omicron tidak berbahaya.
“Pencapaian yang baik ini serta data yang memperlihatkan dampak varian omicron yang tidak separah varian Delta sebaiknya tidak membuat kita lengah, penting untuk menerapkan kembali PPKM. PPKM ini baik gunanya untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan, ketersediaan obat-obatan, tabung oksigen, kebutuhan dan ketersediaan fasilitas isolasi dan juga kesiapan tenaga kesehatan,” ujar Kiki dikutip Bukamata dari laman Kontan, Senin (7/2/2022).
Lebih lanjut, Kiki mengatakan bahwa 82,8% pelaku usaha sempat mengalami penurunan pendapatan selama pandemi covid-19, bahkan terdapat beberapa pengusaha yang mengalami gulung tikar.
Oleh sebab itu, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia berharap agar pemerintah terus senantiasa mendorong agar perekonomian Indonesia tetap bergerak. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan tidak melakukan pembatasan pergerakan orang.
Pergerakan dan pertumbuhan ekonomi akan berbanding lurus dengan pergerakan orang. Secara seimbang pemerintah harus terus mendorong kebijakan dan insentif yang membuat pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
BERITA TERKAIT
-
Sukses Lewati 2024 Sebagai Tahun Politik, Prof Zudan Ajak Masyarakat Sambut 2025 Sebagai Tahun Ekonomi dan Investasi
-
Anjlok lagi, Rupiah dekati Rp16.300 per USD
-
Menteri Luar Negeri China dan Indonesia Bahas Investasi dan Kerja Sama Bilateral di Bidang Hilirisasi
-
Kenaikan Tarif PPN Jadi 12% pada 2025, Berpotensi Picu Lonjakan Inflasi
-
OJK Khawatir Aturan Baru Penurunan Bunga Fintech Lending Bikin Lender 'Kabur'