Redaksi
Redaksi

Kamis, 26 Agustus 2021 09:22

Kepala Saenal mendapat jahitan.
Kepala Saenal mendapat jahitan.

Pengakuan Pria Dipukul Polisi Saat Hendak Beli Susu dan Klarifikasi Polres Bulukumba

Seorang pria di Bulukumba, mengaku dianiaya polisi. Namun polisi mengklarifikasi bahwa dia terluka karena jatuh saat dikejar.

BULUKUMBA, BUKAMATA - Seorang pria di Bulukumba, Sulsel bernama Saenal (20), mengaku dipukul polisi pakai tongkat. Kepalanya berdarah. Sedangkan Polres Bulukumba menyebutkan, Saenal terluka pada bagian kepala karena jatuh.

Saenal mengaku, dini hari itu, Rabu, 25 Agustus 2021. Sekira pukul 00.20 Wita ketika itu. Dia berboncengan dengan keponakannya, Sabri (16), hendak membeli susu. Pasalnya, bayinya yang berusia 14 bulan, kehabisan susu.

Di Jl Sungai Limboto, ada patroli motor. Karena tak memakai helm dan kendaraannya tak lengkap, Saenal memacu kendaraannya. Polisi yang melihat Saenal kabur, curiga. Lalu, mereka mengejar Saenal. Ada delapan orang.

"Ini patmor ada yang dia buru, cuma saya lewat di depannya langsung saya lagi dia buru. Jadi lari ka karena tidak pakai helm ka, nggak ada lampunya motorku. Tapi saya di kampung saja, cuma polisi dia tidak tahu saya orang di situ (kampung di sekitar lokasi)," ucap Saenal.

Saenal terus tancap gas. Lajunya 60 kilometer per jam. Dia tersusul seorang polisi di depan RSUD Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba, Jalan Sarikaya. Saenal mengaku sepeda motornya ditendang. Dia pun terjatuh.

Baru saja Saenal bangun hendak memberi penjelasan, namun polisi yang masih satu orang itu menodongkan laras panjang.

Menurut Saenal, dia mengetahui polisi itu menggunakan senjata laras panjang karena ada puluhan saksi di lokasi yang menyebut senjata itu merupakan laras panjang.

"(Saya tahu senjata itu laras panjang) semacam brem, karena ada yang bilang laras panjang. Karena banyak di situ Pak di depan rumah sakit, puluhan saksi di situ," kata dia.

Anggota polisi itu lalu memanggil rekan-rekannya yang tertinggal. Saat anggota patmor lainnya tiba, Saenal mengaku dianiaya.

"Seterusnya dia suruh saya berdiri di dekat selokan, gelap-gelap. Kemudian dia telepon satuannya, bilang saya dapat mi ini anak dua orang," cerita Saenal.

Dua orang berboncengan kata Saenal, langsung mengambil tongkatnya. Lalu, Saenal mengaku orang itu memukul kepala Saenal. Kepala Saenal pun mengucurkan darah.

Saenal meminta agar dibawa ke rumah sakit. Sebab, keponakannya, Sabri, ternyata juga menderita luka.

"Keponakanku robek kakinya. Memohon ma sama polisi, Pak bawa mi ke rumah sakit, kah depannya ji rumah sakit kita jatuh ini," beber Saenal.

Namun Saenal dibawa ke polisi lalu lintas (polantas). Selanjutnya, Saenal diminta mencuci kepalanya sehingga polisi sadar kepala Saenal bocor.

"Jadi komandannya suruh anggotanya bawa saya ke rumah sakit, tapi saya juga disuruh bikin cerita bohong, bilang saya luka karena jatuh," papar Saenal.

Saenal mengatakan, keluarganya yang mengetahui kejadian ini lantas membawa Saenal melapor ke Reskrim Bulukumba. Tapi Saenal mengaku, laporannya belum ditanggapi.

Pengakuan Saenal dibantah Kasat Samapta Polres Bulukumba Iptu Candra Said Nur. Menurut Iptu Candra, luka Saenal bukan karena penganiayaan anggotanya. Melainkan karena terjatuh saat diburu petugas.

"Pada saat anggota saya patroli, tiba-tiba dua anak remaja bawa kendaraan tidak lengkap langsung menyalip. Anggota saya sempat memerintahkan berhenti malah dia pacu kendaraannya," ungkap Iptu Candra.

Iptu Candra mengatakan, pihaknya tetap memburu, karena diduga ada indikasi tindak pidana yang dia lakukan. "Nah pada saat di depan rumah sakit yang bersangkutan jatuh," beber Iptu Candra.

Saenal dan Sabri juga telah diberi perawatan medis setelah diantar pihak kepolisian.

Iptu Candra juga meminta maaf atas insiden tersebut. Namun Iptu Candra menegaskan, permintaan maafnya bukan karena pernyataan Saenal yang mengaku dianiaya hingga ditodong laras panjang.

"Saya juga sampaikan ke yang bersangkutan dalam hal ini kami minta maaf bila mana pada saat kami melakukan pembuntutan terjatuh sehingga mengalami luka-luka," ucap Iptu Candra.

"Jadi itu permintaan maaf saya, karena terjatuh, bukan penganiayaan," tegas Iptu Candra.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebelum insiden itu, Patmor Polres Bulukumba yang melakukan patroli rutin di Jl Abdul Karim, Ujung Bulu, Bulukumba, mengejar dua orang berboncengan tanpa mengenakan helm pengaman. Saat didekati petugas untuk diberhentikan, dia tancap gas.

Saat mengejar pengendara itulah muncul Saenal dan Sabri berboncengan. Akhirnya, petugas juga mengejar Sabri dan Saenal.

Sedang dua pemotor sebelumnya yang dikejar, juga tersusul. Saat diberhentikan dia dalam keadaan mabuk. Diperiksa, ternyata ada sebilah badik terselip di pingganya. Juga ada narkoba jenis sabu-sabu di kantong celananya.

Juga ada uang tunai sekira Rp1,6 juta. Pelaku yang mengaku seorang nelayan itu mengatakan itu uang hasil penjualan ikan. Namun, petugas tak percaya begitu saja. Mereka pun memeriksa ponsel pelaku. Di situ ditemukan bukti chat transaksi narkoba.

#Penganiayaan #Polres Bulukumba

Berita Populer