Wiwi
Wiwi

Kamis, 26 Agustus 2021 15:56

Keluar Dari Zona Nyaman, Air Asia Rambah Bisnis Baru di Luar Dari Maskapai

Keluar Dari Zona Nyaman, Air Asia Rambah Bisnis Baru di Luar Dari Maskapai

AirAsia bakal melebarkan sayap ke lini bisnis lain. Saat ini, maskapai berbiaya rendah itu, sedang mengincar lima akuisisi untuk meningkatkan operasi bisnis non-maskapai.

BUKAMATAAirAsia  bakal melebarkan sayap ke lini bisnis lain. Saat ini, maskapai berbiaya rendah itu, sedang mengincar lima akuisisi untuk meningkatkan operasi bisnis non-maskapai.

CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes mengatakan, strategi ini dapat mengatasi bisnis inti di jasa penerbangan yang tepukul akibat pandemi virus corona Covid-19.

"Akuisisi tersebut akan diumumkan secara bertahap,"ungkap Tony dikutip Bukamata dalam siaran pers, Kamis (26/8/2021).

Ia mengatakan, hal itu akan memungkinkan perusahaan untuk mengisi celah yang menghalangi upayanya untuk menjadi penyedia superapp utama dan mengejar pemain top Asia Tenggara, yakni Grab Singapura dan Gojek Indonesia.

Adapun superapp merupakan istilah bagi aplikasi super yang memungkinkan pengguna untuk mengakses beberapa layanan dari satu aplikasi tunggal. Saat ini ada sejumlah aplikasi besar semacam ini, termasuk WeChat dan AliPay Tiongkok, Paytm India, Grab Singapura, GoTo Indonesia, Zalo Vietnam, dan Kakao Korea Selatan.

"Saya memang memberi tahu (Anda) selama akuisisi Gojek Thailand bahwa ini adalah kemitraan pertama kami dan (akan ada) lebih banyak lagi yang akan datang. Nantikan informasi lebih lanjut," kata Tony.

Gojek dan AirAsia mengumumkan kesepakatan semua-saham bulan lalu, ketika grup teknologi Indonesia mengambil 4,76 persen saham melalui saham yang baru diterbitkan di bisnis superapp AirAsia dengan imbalan bisnisnya di Thailand.

Selama kesepakatan itu, bisnis superapp AirAsia bernilai sekitar US$ 1 miliar.

Awal bulan ini divisi kargo dan logistik AirAsia, Teleport, membeli platform pengiriman makanan daring lokal DeliverEat seharga US$ 9,8 juta.

Juga pada Selasa, AirAsia mengumumkan peluncuran usahanya ke bisnis layanan ride-hailing. Layanan ride-hailing berorientasi pada permintaan penumpang yang membutuhkan kendaraan, berbeda dengan layanan ride-sharing lebih fokus kepada pemilik kendaraan yang memiliki slot kosong untuk berbagi perjalanan. 

Langkah ini menjawab tantangan langsung kepada Grab dan Gojek sebagai senjata utama untuk menyangga bisnis inti maskapai penerbangannya.

Ini dilakukan di tengah tekanan dari otoritas negara yang terpaksa membatasi perjalanan udara dan menutup perbatasan karena pandemi.

Tony mengatakan bahwa layanan AirAsia Ride akan dimulai segera, tetapi perusahaan juga secara aktif mengeksplorasi konsep drone dan taksi udara.

Layanan ini dimulai di Lembah Klang Malaysia dan diharapkan akan diluncurkan secara nasional pada akhir tahun.

Lembah Klang dipilih karena merupakan pusat pertumbuhan ekonomi negara, mencakup ibu kota Kuala Lumpur dan negara bagian Selangor.

Pendiri AirAsia tersebut menambahkan bahwa setelah peluncuran domestik yang sukses, bisnis layanan elektronik akan diperluas secara bertahap ke Thailand, Indonesia, Singapura, dan Filipina.

"Ini bukan pasar zero-sum (satu diuntungkan, yang lain dirugikan). Kami akan sangat kuat (dibandingkan dengan pemain yang ada) di pasar bandara dan pariwisata," kata dia.

Malaysia saat ini memiliki lebih dari 40 pemegang lisensi ride-hailing, tetapi hanya setengahnya yang aktif beroperasi. Grab tetap menjadi pemain terbesar di pasar nasional.

Saat ini aplikasi super AirAsia dapat digunakan untuk tiket pesawat, reservasi hotel, layanan keuangan, maupun pengiriman paket. Aplikasi tersebut juga menyediakan layanan belanja makanan jadi, bahan makanan, serta produk kecantikan.

Tony mengatakan, fungsi aplikasi untuk belanja bahan makanan akan memposisikan AirAsia sebagai supermarket daring terbesar di kawasan itu. Dia juga mengandalkan layanan pemesanan liburan, yang disebut-sebut mungkin lebih baik daripada Expedia dari Amerika Serikat dan Traveloka dari Indonesia.

 

#air asia #airasia

Berita Populer