MAMUJU, BUKAMATA - Bertopi rimba oranye, wanita ini melubangi plastik yang menutupi tanah gembur, di wilayah pengungsian Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
Lalu, dia bersama rekan-rekannya, mengambil biji tanaman dari kemasan hijau, kemudian membubuhi lubang itu. Echa Panrita Lopi, demikian nama wanita itu. Founder komunitas Jurnalis Berbagi yang juga editor di Terkini.id itu, berharap, hasil dari sayuran itu nantinya, bisa memenuhi kebutuhan pangan warga di pengungsian.
Echa memang kerap bolak-balik Makassar-Majene dan Mamuju. Sosok yang gemar bertualang ini, kerap menembus pelosok-pelosok yang menjadi wilayah terdampak bencana. Insting kemanusiaannya yang mendorong wanita asal Bulukumba itu, untuk turun menolong korban.
Baca Juga :
Begitu gempa Magnitudo 6,2 mengguncang Majene dan Mamuju, Echa langsung bergerak ke lokasi. Selain menyalurkan bantuan kebutuhan pokok untuk pengungsi, Echa juga memberi semangat kepada para pengungsi untuk bangkit dan produktif.
Sebelum melakukan penanaman di salah satu titik posko pengungsian tersebut, sebelumnya Echa juga telah menembus sejumlah posko pengungsian di wilayah pegunungan, seperti Desa Kabiraan, Tandeallo, Dusun Paku. Wilayah tersebut, merupakan episentrum gempa bumi Sulawesi Barat.
Di sana, Echa bersama dengan beberapa anggota relawan yang tergabung di Posko Sahabat Ulumanda itu, selain menyalurkan paket bantuan logistik, keperluan bayi, ibu hamil, lansia, membagikan Al-Quran, Buku Iqra, trauma healing, dan lainnya, juga sukses menyerahkan sejumlah jenis benih sayuran kepada warga setempat.
"Alhamdulillah, selain menyalurkan paket bantuan berupa logistik, dan lainnya kepada saudara saudari kita di pengungsian seperti di Kabiraan, Dusun Paku, Tandeallo kami juga menyerahkan sejumlah jenis benih sayuran seperti kangkung, sawi, tomat, cabe, bayam dan terong, dan lainnya," urai Echa yang juga tergabung di Komunitas Jurnalis Berhijab Indonesia itu.
Sekembali dari wilayah Pergunungan, Echa bersama dengan beberapa temannya yang juga menjadi relawan menuju posko pengungsian Mekatta Kecamatan Malunda.
Di wilayah tersebut, Ia mengaku mendapat salah satu lahan kosong milik warga yang ternyata sudah dilakukan pembedahan.
"Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya bersama dengan teman-teman sukses melakukan penanaman perdana disaksikan oleh pengungsi juga. Mohon doanya semoga niat perkebunan sayuran yang kami tanam itu, bisa tumbuh subur dan bisa membantu meringankan beban pengungsi Gempa," terangnya.
Echa bilang, aksi simpatik ini bukan tanpa alasan. Aksi tanam sayuran itu berawal ketika dirinya menyalurkan bantuan di sejumlah titik pengungsian.
Saat itu, kata Echa, dia selalu mendapat curhatan dari warga jika mereka belum pernah makan sayuran atau ikan. Mereka banyak mengaku bosan dengan menu mi instan terus. Sementara, sawah dan kebun warga banyak tertimbun material longsor. Belum lagi warga masih ketakutan ke mana-mana.
"Sejak hari kedua pasca gempa Sulbar, saya bertolak ke sejumlah titik pengungsian. Selain meliput juga menyalurkan beberapa titipan teman-teman. Di sana saya banyak mendengar curhatan atau keluhan warga jika mereka bosan dengan lauk yang itu-itu saja. Banyak pengungsi rindu dengan masakan sayur, ikan, dan lainnya. Makanya, saya juga berinisiatif untuk menghadirkan kebun sayuran bagi penyintas gempa," ucap Echa.
Founder Komunitas Jurnalis Berbagi itu dalam setiap percakapan dengan pengungsi, selalu membangkitkan semangat para korban, agar tetap fight dan produktif di lokasi pengungsian.
"Kan tidak mungkin bantuan datang terus. Bantuan kan terbatas sehingga saya ingin mereka bisa bangkit, mandiri dan produktif meskipun dalam keadaan terbatas. Semoga berkebun Sayuran ini dapat membantu kehidupan sehari-hari kepada para pengungsi gempa dan tanah longsor Sulawesi Barat, yakni untuk memastikan ketersediaan sayur yang cukup bagi warga pengungsi korban gempa Sulbar," ucapnya.
Sekali lagi ia berharap, semoga niat ini dapat meringankan beban warga di lokasi pengungsian.
"Tak apa memulai dari kita dan saya yakin warga di pengungsian bisa melakukan hal yang sama. Mereka bisa bercocok tanam dan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki. Oleh karena itu, besar harapan saya kepada kita semua, kiranya ada yang punya bibit untuk kebun di lokasi posko pengungsian boleh bekerjasama dan membantu mereka," bebernya.
"Target kita sebanyak-banyaknya. Jadi kalau ada yang mau membantu bibit sayuran, dalam bentuk bibit itu bisa diantar langsung atau info ke saya di DM @echapanritalopi. Nanti bibit itu akan dibagi ke tempat-tempat pengungsian di Sulbar yang terkena dampak gempa oleh teman-teman relawan dari Posko Sahabat Ulumanda," tambahnya.
Salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Ulumanda, yakni Kepala Desa Kabiraan, Paharuddin mengapresiasi atas aksi penanaman sayuran bagi pengungsi.
"Atas nama pemerintah di Desa Kabiraan mengucapkan terima kasih kepada relawan atas inisiatif dan kreativitas teman-teman relawan dalam membantu kami di sini," tandasnya.
Selain Paharuddin, tanggapan hadir juga dari salah seorang warga Mekatta Kecamatan Malunda yakni Hasbiah. Hasbiah sendiri saat ini tinggal di gubuk kebun. Di sekitaran lokasi pengungsiannya itu, terdapat puluhan pengungsi.
"Syukur Alhamdulillah, sekali lagi kami sampaikan ucapan terima kasih atas inisiatif melakukan penanaman sayuran untuk korban gempa. Semoga apa yang dilakukan ini dapat meringankan beban membangkitkan semangat dan produktif, mandiri, kuat dan terpenuhi kebutuhannya," tutupnya.