Redaksi
Redaksi

Sabtu, 22 Agustus 2020 09:20

Jenazah mendiang Demas Laira disemayamkan keluarga.
Jenazah mendiang Demas Laira disemayamkan keluarga.

Ada Video Orang Tergeletak di Dinding Facebook Demas Laira, Ayah Kira Orang Lakalantas

Ayah Demas Laira sempat melihat video di dinding Facebook putranya. Dia kira korban lakalantas. Dia tak menyangka, kalau itu putranya sendiri yang tewas dibunuh.

MAMUJU TENGAH, BUKAMATA - Demas Laira (28), tergeletak bersimbah darah di tepi jalan poros Dusun Salibijau, Kabupaten Mamuju Tengah, Kamis (20/8/2020) dini hari. Ada 17 luka tusuk di tubuhnya.

Ayah korban, Bongga, sempat melihat video korban tergeletak di pinggir jalan. Video itu dikirim ke dinding Facebook putranya, D'mas Laira Penulis. Bongga awalnya mengira pria yang tergeletak itu korban lakalantas. Belakangan dia baru tahu kalau itu putranya.

"Pagi tadi tadi kita lihat Facebook-nya ada orang kecelakaan di jalan, kita pikir orang lain tidur di jalanan," ungkapnya.

Bongga mengungkap, sebelum ditemukan tewas, korban sempat mengabari keluarga melalui telepon. Dia bilang tengah berada di Palu, Sulawesi Tengah. Namun, setelah itu, Bongga mengatakan tidak ada kabar lagi yang diberikan oleh putranya.

"Setelah selesai pekerjaan di sini, kita tidak tahu dia ke mana, nanti di Palu menelepon memberi kabar, katanya sama teman, ada proposal yang mau dibuat, dia bilang pulangnya besok sore (Rabu). Tetapi ditunggu sampai malam, dia tidak datang, padahal sudah tengah malam, perjalanan dari Palu ke sini hanya beberapa jam saja," ujar Bongga.

Saat dalam perjalanan kata Bongga, mereka juga tidak pernah tahu apakah korban sendiri atau tidak.

Pihak keluarga pun meminta polisi bergerak cepat mengusut kasus ini. Salah satu keluarga korban, Oktovianus, berharap pelaku segera terungkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Tentu dengan kasus ini, harapan kami sebagai keluarga, mengharapkan pihak berwajib untuk bisa mengungkap kasus ini seterang-terangnya, karena bagi kami ini adalah hal yang sangat memukul bagi keluarga, tidak pernah terbayang, akan menimpa saudara kami," kata Oktovianus.

"Kami memohon dukungan dari teman-teman media untuk membantu kami mengungkap kasus ini, paling tidak harapan kami sebagai keluarga bisa mengetahui apa yang menjadi motif, penyebab meninggalnya saudara kami ini," imbuhnya.

Sebelumnya, Demas Laira ditemukan tewas di jalan poros Sulbar-Sulteng,

Kamis, 20 Agustus 2020. Saat itu, dua petani durian mendengar teriakannya.

Padluna (25) saat itu, sedang menjaga kebun duriannya di Dusun Salubijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah.

Sekitar pukul 01.45 Wita kala itu. Dia mendengar suara teriakan minta tolong. Jaraknya sekitar 150 meter dari lokasi.

Rekannya, Midung (35), juga mendengar teriakan minta tolong. Jaraknya sekitar 200 meter dari lokasi dia berada. Saat itu, Midung sedang menjaga kebun duriannya.

Mereka tak menyangka, suara teriakan itu datang dari seorang pemuda berkaus hitam, yang tewas dengan 17 tusukan.

Polisi dari Polres Mamuju Tengah, tiba di lokasi sekitar pukul 02.15 Wita. Itu setelah mereka mendapatkan laporan dari seorang sopir truk, bahwa ada mayat yang masih terlentang di tengah jalan. Dipimpin Kasat Reskrim Polres Mateng, Iptu Agung Setyo Negoro, petugas menuju TKP.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, ditemukan beberapa luka di badan korban, diduga kuat luka tusuk dengan menggunakan senjata tajam. Luka itu ada pada bagian dada ketiak, tangan korban. Polisi menemukan ada 8 luka. Tapi hasil autopsi rumah sakit menyatakan ada 17 luka tikaman.

Di TKP, polisi menemukan kartu identitas korban. Namanya, Demas Laira. Usia 28 tahun. Tinggal di Dusun Marga Mulya, Desa Bambadaru, Kecamatan Tobadak, Kabupate Mamuju Tengah.

Di lokasi polisi juga menemukan dua kartu pers korban. Juga ada satu buah sepatu yang di dapat di dekat korban. Diperkirakan milik pelaku yang ketinggalan.

Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku pembunuhan.

#Pembunuhan berlatar asmara #Pembunuhan #Jurnalis Tewas