China Disebut Berniat Curi Penelitian Corona dari AS
Serangan siber itu ditujukan kepada lembaga-lembaga pemerintahan dan kesehatan AS, seperti rumah sakit, laboratorium penelitian, dan perusahaan farmasi.
BUKAMATA - Hacker asal China disebut berupaya mencuri penelitian virus corona SARS-Cov-2 (Covid-19) yang dilakukan di Amerika Serikat.

Hal tersebut dibeberkan Kepala Divisi Keamanan Nasional dari Departemen Kehakiman AS, John Demers. Kata dia, serangan siber itu ditujukan kepada lembaga-lembaga pemerintahan dan kesehatan AS, seperti rumah sakit, laboratorium penelitian, dan perusahaan farmasi.
Joh Demers mengaku prihatin dengan serangan para peretas China, meski begitu dia tak heran atas serangan tersebut.
"Kami sudah sangat terbiasa dengan peningkatan serangan dari dunia maya ke pusat-pusat medis, pusat penelitian, universitas, intinya kepada siapa pun yang melakukan penelitian virus corona baru," kata Demers.
"Saat ini penelitian biomedis yang berkaitan dengan vaksin virus corona sangat penting, bukan hanya dari sisi komersial saja tetapi, negara, perusahaan, atau laboratorium penelitian apa pun yang mengembangkan vaksin itu terlebih dahulu dan mampu memproduksinya akan memiliki kisah sukses geopolitik yang signifikan," sambungnya.
Gelombang serangan siber juga tercatat oleh Google Threat Analysis Group (TAG). Mereka mengidentifikasi ada puluhan kelompok yang memanfaatkan serangan phising dan malware terkait Covid-19.
Mereka menyamar seolah-olah dari lembaga pemerintahan maupun kesehatan yang bekerja secara intens melawan virus corona.
"Ada satu kampanye yang berusaha menargetkan akun pribadi pegawai pemerintah AS dengan email phising, peretas menggunakan nama waralaba makanan cepat saji. Mereka menawarkan kupon gratis sebagai bentuk apreasiasi mereka terhadap pengguna yang ikut berpartisipasi melawan Covid-19," kata Google.
Beberapa waktu lalu, Senior Director for Account Security, Identity, and Abuse Google, Mark Risher mengatakan para peretas juga banyak yang berpura-pura menjadi agen kesehatan yang menawarkan produk terkait Covid-19.
"Jadi, phising atau malware yang berpura-pura berasal dari agen kesehatan atau bahkan pemerintah. Mereka seperti menawarkan peralatan medis atau produk kesehatan misal masker, hand sanitizer," kata Risher dilansir CNNI.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
