
Saat Beli Racun untuk Bunuh Korbannya, Pelaku Sempat Tawar Rp5.000
Gus Cholil membeli racun itu di Pasar Depok. Racun yang digunakan untuk membunuh dua korbannya itu, harganya Rp7.500, tapi dia tawar menjadi Rp5.500.
SOLO, BUKAMATA - Gus Cholil sudah setahun kenal dengan Sunarno (49). Dia konsultan spiritual pria yang berprofesi sebagai pengusaha properti itu. Gus Cholil memanggil korban dengan panggilan Mas Subur.

Karena sering konsultasi spiritual, Gus Cholil juga sering memberikan bacaan-bacaan wirid untuk memperlancar tagihan. Keduanya lalu akrab.
Bahkan Gus Cholil lalu diajari ikut jadi pengusaha properti. Biasanya ketika Sunarno membangun sebuah perumahan, Gus Cholil selalu dipanggil untuk mengerjakan interiornya.
Suatu hari, Sunarno punya modal Rp1 miliar. Gus Cholil meminjamnya Rp300 juta. Sisanya Rp700 juta rencana akan digunakan Sunarno membeli tanah perumahan.
Uang itu dibawa Sunarno saat mengunjungi rumah kontrakan yang baru saja disewa Triyani (36) di Jl Pleret Utama, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Timbullah niat Gus Cholil untuk menguasai uang itu. Pikiran jahatnya berbisik, kalau Sunarno dia bunuh, uang Rp700 juta akan jatuh ke tangannya, dan yang Rp300 juta tidak usah dia kembalikan.
Dia pun ke Pasar Depok untuk membeli buah dan racun tikus. Ada tiga jenis yang diperlihatkan, harga Rp 2.500, Rp 7.500 dan Rp 12.500. Gus Cholil beli yang harga Rp7.500. Dia tawar Rp5.000, tapi penjual menaikkannya Rp5.500. Deal, racun dibawa pulang.
Dia lalu meminta Triyani membuat jus. Saat lengah, racun itu dituangkan ke gelas. Tadinya Gus Cholil hanya akan membunuh Sunarno. Namun, dia tak mau Triyani bersaksi. Akhirnya, keduanya pun jadi target pembunuhan Gus Cholil.
Usai meminum jus, Sunarno dan Triyani merasakan panas dalam lambungnya. Dia meminta Gus Cholil untuk meminta tolong sama warga.
"Gus panas gus....panggil orang dong," teriak Sunarno memegang tenggorokan dan perutnya.
"Tak mungkin, ini sudah malam," ujar Gus Cholil seperti dia ceritakan ke penyidik.
Akhirnya pelaku menganjurkan kepada kedua korban untuk melepas baju dan celana panjangnya, agar tidak panas. Begitu juga korban perempuan hingga hanya mengenakan pakaian dalam dan celana panjang.
"Setelah tergeletak, akhirnya korban ini saya tarik ke kamar dan saya telanjangi supaya seolah-olah berhubungan badan. Saya pikir dengan saya tinggal maka akan membusuk bila ditemukan warga," ujarnya ketika menerangkan upaya meninggalkan jejak.
Baju korban beserta barang bukti lainnya seperti bekas cairan kemudian dibungkus plastik untuk menghilangkan jejak, namun sisa cairan di kamar tidak bisa dihilangkan. Plastik berisi barang bukti hingga 4 bungkus akhirnya dibuang pelaku di Jembatan Merah, Kandang Sapi malam itu. Uang dibawanya bersama ransel yang disiapkan serta disimpan di Kos Kawasan Pengging, Boyolali, sebelum akhirnya tertangkap.
"Senin, nantinya saya sama Mas Subur akan ke kawasan Boyolali untuk membayar tanah. Karena kejadian pembunuhan itu saya berencana menggunakan uang untuk bayar tanah perumahan di zona hijau kawasan Pengging dan dekat Bandara Adi Soemarmo," tuturnya mengakhiri pemeriksaan, Rabu (15/04/2020).
Jumat, 10 April 2020, Gus Cholil tertangkap di Bandara Adi Soemarmo, saat berencana akan kabur ke Jakarta.
"Pelaku dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Ancaman hukumannya seumur hidup atau hukuman mati," terang AKP Purbo Anjar Waskito, Kasatreskrim Polresta Surakarta seperti dilansir dari Radar Solo.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47