Redaksi
Redaksi

Senin, 03 November 2025 00:46

Ilustrasi
Ilustrasi

PBB Soroti Nasib Perempuan Afghanistan di Bawah Taliban: "Mereka Hidup Tanpa Martabat dan Masa Depan"

Laporan PBB ungkap nasib perempuan Afghanistan di bawah Taliban: hidup tanpa martabat dan masa depan. Hak-hak mereka terus menyusut meski ada seruan dunia.

NEWYORK, BUKAMATANEWS - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa hak-hak perempuan Afghanistan terus mengalami kemunduran di bawah pemerintahan Taliban. Laporan terbaru Sekretaris Jenderal PBB tentang UNAMA mengungkap situasi memprihatinkan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan di negara tersebut.

Roza Otunbayeva, Kepala Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), menyatakan bahwa meski Afghanistan menikmati stabilitas pasca-konflik, kondisi ini hanya menguntungkan penduduk laki-laki. "Ini bukanlah perdamaian yang memungkinkan mereka hidup bermartabat dengan hak asasi manusia yang dihormati," tegas Otunbayeva dalam pernyataannya memperingati Hari Perempuan Internasional.

Laporan PBB mengungkap konsekuensi serius dari penarikan bantuan internasional: Pertumbuhan ekonomi tidak mampu mengimbangi penurunan bantuan asing, Kesenjangan semakin melebar seiring pertumbuhan populasi, Dampak signifikan terhadap kesejahteraan rakyat Afghanistan.

Meskipun mendapat tekanan global dan seruan dari masyarakat Afghanistan, Taliban tidak menunjukkan itikad melonggarkan pembatasan terhadap perempuan. Berbagai dekrit baru justru semakin membatasi hak-hak dasar perempuan dan anak perempuan.

Laporan UNAMA periode sejak Desember 2024 menyoroti:

1.Tidak ada kemajuan dalam hak-hak perempuan

2.Pembatasan pergerakan dan partisipasi publik perempuan

3.Minimnya akses pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan

4.Kondisi yang bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia internasional

Otunbayeva mengingatkan bahwa situasi di Afghanistan membutuhkan perhatian berkelanjutan dari komunitas global. "Perdamaian tanpa penghormatan pada hak asasi manusia bukanlah perdamaian yang sesungguhnya," pungkasnya.

Laporan ini menjadi pengingat keras bagi dunia internasional tentang pentingnya terus mendorong perlindungan hak-hak perempuan Afghanistan di tengah pemerintahan Taliban yang semakin restriktif.

Berita Populer