Redaksi
Redaksi

Kamis, 16 Oktober 2025 14:10

Waspadai “Silent Killer”: Saat Ginjal Rusak Tanpa Tanda, Baru Terasa Saat Terlambat

Waspadai “Silent Killer”: Saat Ginjal Rusak Tanpa Tanda, Baru Terasa Saat Terlambat

Waspadai penyakit ginjal kronis! Tubuh memberi sinyal halus sebelum rusak parah. Kenali gejalanya dan lakukan tes sejak dini.

BUKAMATANEWS - Tanpa disadari, Penyakit Ginjal Kronis (PGK) telah menjadi salah satu penyebab kematian paling senyap di Indonesia. Julukan “Silent Killer” bukan tanpa alasan — ginjal dapat kehilangan hingga 80% fungsinya tanpa menimbulkan gejala berarti. Ketika keluhan mulai muncul, kerusakan biasanya sudah terlanjur parah, bahkan berujung pada cuci darah seumur hidup.

Padahal, tubuh sebenarnya sudah memberi sinyal lebih awal. Masalahnya, tanda-tanda itu sering disalahartikan sebagai kelelahan, stres, atau sekadar masuk angin.

Kenali Tanda-Tanda Halus Sebelum Terlambat

Ginjal adalah organ vital yang bekerja tanpa henti — menyaring limbah, menyeimbangkan cairan, hingga memproduksi hormon penting. Saat fungsi itu mulai menurun, efeknya terasa di seluruh tubuh. Berikut sinyal-sinyal tubuh yang kerap diabaikan:

Perubahan Pola Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi BAK meningkat terutama di malam hari, atau justru menurun drastis. Urine berbusa atau mengandung darah juga perlu diwaspadai — tanda kebocoran protein akibat kerusakan filter ginjal.

Pembengkakan di Kaki, Tungkai, atau Wajah
Ketika ginjal gagal membuang kelebihan cairan dan natrium, tubuh menumpuk air. Akibatnya muncul edema, terutama di pergelangan kaki atau sekitar mata saat bangun tidur.

Kelelahan dan Lemah Berkepanjangan
Penurunan fungsi ginjal menghambat produksi hormon Erythropoietin, yang penting untuk pembentukan sel darah merah. Akibatnya muncul anemia, membuat tubuh mudah lelah dan sulit fokus.

Kulit Gatal dan Kering
Akumulasi racun dalam darah karena ginjal tak lagi mampu menyaring limbah menyebabkan rasa gatal hebat di seluruh tubuh.

Sesak Napas
Bisa disebabkan oleh cairan yang menumpuk di paru-paru, atau anemia berat yang membuat tubuh kekurangan oksigen.

Rasa Logam di Mulut & Hilangnya Nafsu Makan
Penumpukan urea dalam darah (uremia) mengubah indra perasa — makanan terasa pahit, seperti logam, atau berbau amonia.

Nyeri Punggung atau Sisi Tubuh
Rasa nyeri tumpul di punggung bawah bisa menandakan infeksi atau batu ginjal, bukan sekadar pegal otot biasa.

Siapa yang Paling Berisiko?

Menurut Kementerian Kesehatan, kerusakan ginjal jarang datang tiba-tiba. Ada beberapa kelompok yang lebih rentan terkena PGK dan sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin:

Penderita diabetes atau gula darah tinggi

Penderita hipertensi (tekanan darah tinggi)

Mereka yang memiliki riwayat keluarga PGK

Pengguna obat pereda nyeri non-steroid (NSAID) dalam jangka panjang

Kerusakan ginjal bersifat progresif dan tak bisa pulih sepenuhnya, namun bisa diperlambat jika dideteksi sejak dini.

Jika Anda mengalami dua atau lebih gejala di atas, terutama disertai riwayat diabetes atau hipertensi, jangan tunda pemeriksaan. Diagnosis PGK sebenarnya mudah dan terjangkau:

Tes Urin – untuk mendeteksi kebocoran protein atau albumin.

Tes Darah – untuk mengukur kadar kreatinin dan menghitung Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), yang menunjukkan persentase fungsi ginjal.

Menemukan penyakit ginjal pada stadium awal dapat memperlambat kerusakan, bahkan mencegah kebutuhan cuci darah di masa depan.

Ginjal bekerja dalam diam, tapi ketika ia berhenti, hidup Anda ikut terguncang. Mengenali gejalanya lebih awal bukan sekadar upaya medis — tapi investasi untuk umur panjang dan kualitas hidup yang lebih baik.

Cindy Aurora Pratiwi

#ginjal kronis

Berita Populer