Sinergi Pusat dan Daerah Diperkuat untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan di Makassar
24 September 2025 15:59
Pemkot Makassar telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk memperkuat UMKM. Mulai dari regulasi berpihak, kemudahan perizinan, hingga akses permodalan melalui perbankan.
MAKASSAR, BUKAMATANEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai motor penggerak perekonomian daerah.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan dukungan terhadap pengusaha lokal menjadi prioritas utama. Pemkot bahkan telah mengalokasikan 50 persen belanja daerah untuk produk-produk UMKM.
Hal tersebut disampaikan Munafri saat menjadi pembicara utama pada Youthpreneur Fest 2025 bertema “Menjawab Kebutuhan Kewirausahaan Zaman Now yang Inklusif, Bermanfaat, dan Berbasis Teknologi”. Acara ini digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan (UKM-K) Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Auditorium Al Jibra, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (22/9/2025).
“Harapan kita, mahasiswa sebagai generasi muda Makassar memulai usaha dengan riset yang matang, perencanaan modal yang jelas, dan keberanian menjalin kemitraan. Dengan begitu UMKM bisa tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja baru,” kata Munafri, yang akrab disapa Appi.
Ia menekankan pentingnya generasi muda memandang UMKM sebagai penggerak utama ekonomi. Menurutnya, kemajuan sebuah negara sangat bergantung pada jumlah wirausahawan.
“Tidak semua orang harus jadi PNS, polisi, atau dosen. Banyak pekerjaan di luar sana yang justru lebih menjanjikan,” tegasnya.
Munafri menyoroti pentingnya riset pasar sebelum memulai usaha. Ia mencontohkan fenomena UMKM yang kerap gagal karena hanya ikut-ikutan tren tanpa melihat kebutuhan pasar.
“Kadang kita lihat teman sukses jual pisang goreng, lalu ikut-ikutan berjualan. Padahal pasarnya sudah jenuh, akhirnya perang harga dan usaha sulit bertahan,” jelasnya.
Selain riset, ia mengingatkan soal ketersediaan bahan baku, perhitungan biaya produksi, hingga tenaga kerja yang sering terabaikan. Menurutnya, banyak UMKM gagal berkembang karena sejak awal menganggap usaha hanya sebagai hobi.
Di sisi lain, Pemkot Makassar telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk memperkuat UMKM. Mulai dari regulasi berpihak, kemudahan perizinan, hingga akses permodalan melalui perbankan.
“Kalau modal awal kecil, tentu skala bisnis juga kecil. Tapi ketika usaha berkembang, perbankan punya skema pembiayaan untuk eskalasi usaha. Pemerintah siap menjadi jembatan,” ujarnya.
Munafri juga mencontohkan kisah sukses UMKM lokal Makassar yang berawal dari modal Rp500 ribu dan kini menembus pasar nasional, hingga inspirasi global seperti Tokopedia, Apple, dan Facebook yang lahir dari inovasi sederhana.
“Kuncinya ada pada inovasi dan keberanian memulai. Banyak bisnis besar lahir dari garasi atau lapak sederhana,” tambahnya.
Ia bahkan mengusulkan agar setiap fakultas di perguruan tinggi memiliki unit UMKM sebagai laboratorium wirausaha. Kampus, kata dia, adalah pasar besar sekaligus tempat uji coba sebelum masuk inkubasi bisnis Pemkot Makassar.
Menutup pemaparannya, Munafri kembali menekankan bahwa menjadi pengusaha bukanlah jalan mulus.
“Menjadi pengusaha itu seperti menempuh jalan berliku, penuh tanjakan dan batu. Tidak ada kesuksesan instan. Semua butuh proses, kegagalan, dan pembelajaran. Tidak ada pengusaha besar yang lahir secara instan,” pungkasnya.
24 September 2025 15:59
24 September 2025 15:17
24 September 2025 14:52
24 September 2025 14:41
24 September 2025 14:17
24 September 2025 14:52
24 September 2025 14:17
24 September 2025 14:41
24 September 2025 15:17
24 September 2025 15:59