Redaksi
Redaksi

Rabu, 10 September 2025 09:59

Sebuah serangan udara Israel mengguncang ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9/2025) malam, menewaskan sedikitnya enam orang termasuk keluarga dan staf senior Hamas.
Sebuah serangan udara Israel mengguncang ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9/2025) malam, menewaskan sedikitnya enam orang termasuk keluarga dan staf senior Hamas.

Israel Lancarkan Serangan Mematikan di Doha, Pimpinan Hamas Selamat Namun Enam Tewas, Qatar Kutuk sebagai "Terorisme Negara"

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyatakan serangan ini sebagai bentuk "terorisme negara" dan menegaskan bahwa Qatar tidak akan tinggal diam.

Kecaman keras berdatangan dari berbagai pemimpin dunia. Arab Saudi menyatakan "kecaman paling keras" atas agresi brutal Israel dan pelanggaran kedaulatan Qatar. Pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, juga menyuarakan kekhawatiran mereka, dengan Macron menyebut tindakan Israel "tidak dapat diterima."

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mengonfirmasi tanggung jawab atas serangan tersebut. "Israel yang memulai, Israel yang melancarkan, dan Israel yang bertanggung jawab penuh," ujarnya.

Di Washington, pemerintahan Trump menyatakan telah menerima laporan tentang serangan tersebut. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan bahwa menyerang Qatar, sebuah sekutu AS dan mediator kunci, "tidak memajukan tujuan bersama." Namun, ia juga menegaskan bahwa "menyingkirkan Hamas adalah tujuan yang sah."

Leavitt mengklaim Trump telah memerintahkan pemberitahuan kepada Qatar dan meyakinkan bahwa serangan serupa tidak akan terulang. Klaim ini langsung dibantah oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, yang menyatakan tidak ada peringatan sebelumnya yang diterima, dan panggilan dari AS justru datang setelah ledakan terjadi.

Serangan ini terjadi pada saat yang sangat krusial, di mana para pemimpin Hamas dilaporkan sedang membahas proposal gencatan senjata terbaru dari AS. Insiden ini mempertanyakan masa depan peran Qatar sebagai mediator dan dapat memperburuk ketegangan di kawasan, yang berpotensi menggagalkan upaya perdamaian yang telah berjalan.

#pimpinan hamas

Berita Populer