Redaksi
Redaksi

Jumat, 01 Agustus 2025 13:39

Inflasi Terus Merangkak, Beras Dominasi Kenaikan Harga Juli 2025

Inflasi Terus Merangkak, Beras Dominasi Kenaikan Harga Juli 2025

pemerintah diharapkan dapat memperkuat koordinasi antarinstansi dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mengantisipasi tekanan inflasi yang berkelanjutan, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya diikuti dengan peningkatan permintaan barang konsumsi.

BUKAMATANEWS - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada Juli 2025 mencapai 0,30 persen (month-to-month/mtm). Kenaikan harga beras disebut menjadi faktor utama pendorong inflasi bulan ini, disusul oleh komoditas pangan lainnya seperti tomat, bawang merah, dan cabai rawit.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa indeks harga konsumen (IHK) mengalami kenaikan dari 108,27 pada Juni 2025 menjadi 108,60 pada Juli 2025.

“Pada Juli 2025 terjadi inflasi sebesar 0,30 persen secara bulanan, dengan peningkatan indeks harga konsumen dari 108,27 menjadi 108,60,” ungkap Pudji dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik, Jumat (1/8), di Jakarta.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi mencapai 2,27 persen, sementara secara tahun kalender (year-to-date/ytd) sejak Januari hingga Juli 2025 tercatat sebesar 1,69 persen.

Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi Juli, dengan tingkat inflasi kelompok sebesar 0,74 persen dan memberikan andil 0,22 persen terhadap total inflasi bulanan.

Di antara komoditas tersebut, beras menjadi komoditas dengan andil inflasi tertinggi yaitu 0,06 persen. Kontribusi signifikan juga datang dari:

Tomat dan bawang merah: masing-masing 0,05 persen

Cabai rawit: 0,04 persen

Bensin: 0,03 persen

Telur ayam ras dan biaya sekolah dasar: masing-masing 0,02 persen

Tren Kenaikan Sejak Juni 2025
Sebelumnya, pada Juni 2025, BPS juga mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,19 persen, dengan IHK naik dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27. Saat itu, beras kembali disebut sebagai komoditas yang menyumbang andil besar terhadap inflasi, yaitu 0,04 persen, disusul angkutan udara (0,04 persen) dan cabai rawit (0,03 persen).

Namun, pada bulan yang sama terdapat sejumlah komoditas yang justru memberikan andil deflasi, seperti:

Cabai merah dan bawang putih: masing-masing menyumbang andil deflasi 0,03 persen

Bensin: deflasi 0,02 persen

Tren kenaikan harga bahan pangan pokok seperti beras menjadi perhatian serius bagi pemerintah, mengingat dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional. Beberapa analis menyebutkan, faktor cuaca, distribusi logistik, dan pasokan dalam negeri menjadi penyebab fluktuasi harga komoditas tersebut.

Ke depan, pemerintah diharapkan dapat memperkuat koordinasi antarinstansi dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mengantisipasi tekanan inflasi yang berkelanjutan, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya diikuti dengan peningkatan permintaan barang konsumsi.

#badan pusat statistik