Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Rabu, 20 November 2024 19:05

Anging Mammiri Business Fair South Sulawesi Investment Forum (AMBF x SSIF) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulsel, di Hotel Claro Makassar, Rabu, 20 November 2024.
Anging Mammiri Business Fair South Sulawesi Investment Forum (AMBF x SSIF) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulsel, di Hotel Claro Makassar, Rabu, 20 November 2024.

AMBF x SSIF BI Sulsel Hadirkan Investment Opportunity Senilai Rp9,5 Triliun

Ada 30 investor dan buyer yang terlibat dalam AMBF SSIF ini. Diantaranya ada yang dari Jepang, Amerika, Australia, juga India.

MAKASSAR, BUKAMATA - Anging Mammiri Business Fair South Sulawesi Investment Forum (AMBF x SSIF) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulsel, di Hotel Claro Makassar, Rabu, 20 November 2024, berhasil mempertemukan investor dan buyer dari berbagai negara, dan juga UMKM.

Dalam event yang mengusung tema Amplifying Investment and Broadening Global Export Channels to Foster Economic Growth tersebut, terdapat Investment Opportunity senilai Rp9,5 triliun.

"Investment opportunity yaitu yang ada di situ ya, itu totalnya Rp9,5 triliun. Jadi kalau maksudnya mereka deal, nilainya segini. Ini nilainya ya bukan kenyataan yang terjadi. Jadi kita istilahnya promosi lah nilainya, segini presentasi sekarang, nilainya segini gitu, bonus gini," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, di sela pelaksanaan AMBF SSIF.

Selain itu, lanjut Rizki, dilakukan penandatanganan 13 MoU antara buyer dengan UMKM yang nilainya mencapai Rp9,1 miliar. Diantaranya UMKM makanan, minuman, kerajinan, fashion, dan komoditi unggulan Sulsel seperti rumput laut, sawit, minyak kelapa, dan lainnya.

"Sektor yang paling banyak diminati masih kuliner, sawit, rumput laut, minyak kelapa," ujarnya.

Rizki mengungkapkan, ada 30 investor dan buyer yang terlibat dalam AMBF SSIF ini. Diantaranya ada yang dari Jepang, Amerika, Australia, juga India.

"Kami mengharapkan dengan mempertemukan antara buyer atau investor dengan semua region, semua wilayah yang mempunyai proyek bahkan UMKM-UMKM, mungkin mereka tertarik," harapnya.

Sementara, Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, dalam kesempatan ini menyampaikan jika kegiatan seperti ini sangat penting untuk Sulsel. Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, kita tidak bisa lepas dari investasi, karena APBD dan APBN sangat terbatas.

Karena itu, Prof Zudan mengajak agar investor beramai-ramai datang berinvestasi di Sulsel. Pihaknya siap memberikan dukungan dengan menciptakan iklim investasi yang sehat.

"Pertumbuhan ekonomi kita saat ini 5,08 persen. Tapi Presiden harap ekonomi tumbuh 8 persen. Kuncinya di investasi.

Karena itu, kalau ada regulasi di tingkat nasional dan provinsi yang menghambat, tolong disampaikan. Kalau ada pegawai yang nakal, laporkan. Kita harus buka ruang seluas-luasnya untuk investor datang berinvestasi di Sulsel," terang Prof Zudan.

Ia menjelaskan, Pemprov Sulsel saat ini sedang melakukan gerakan APBD Sehat, yang tentunya akan tumbuh kalau didukung dengan investasi. Sulsel memiliki tanah ribuan hektar yang siap dikerjasamakan dengan para investor. Terdapat 1.200 bidang tanah yang tersebar di 32 titik.

"Ini siap dikerjasamakan. Kalau mau bangun twin tower ada 19 hektar di CPI, ingin kembangkan perkebunan ada 500 hektar di Luwu Utara bisa dikembangkan. Kami di Pemprov sedang melakukan pemetaan, dan ada lahan kami senilai Rp8,3 triliun yang bisa dikembangkan. Tentu ini perlu effort dan mari berinvestasi di Sulsel, saya akan mendukung semuanya," bebernya. (*)

 

#bank indonesia sulsel #AMBF x SSIF #Rizki Ernadi Wimanda #Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh #Investasi

Berita Populer