Redaksi : Minggu, 19 Mei 2024 15:27

JAKARTA, BUKAMATANEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tengah mempersiapkan ekspedisi investigasi fenomena kegempaan pada zona megathrust di Indonesia. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi gempa megathrust yang dapat memicu tsunami dahsyat dari Sumatera hingga Sulawesi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa investigasi ini merupakan bagian dari penelitian dan pendataan yang dilakukan oleh BMKG dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). "Segala sesuatunya sudah mulai kami persiapkan, Pusat Penelitian, Latihan dan Pengembangan untuk menyempurnakan model gempa bumi dan tsunami kita," ujar Dwikorita.

Ekspedisi ini akan menjelajahi berbagai zona megathrust, termasuk Subduksi Sunda, Subduksi Banda, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina, Lempeng Laut Maluku, dan Subduksi Utara Papua. Kepala Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menyatakan bahwa rangkaian ekspedisi akan dimulai di Batam, Kepulauan Riau, dan melewati beberapa kota di Indonesia hingga berakhir di Bitung, Sulawesi Utara pada Minggu, 25 Agustus 2024.

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan kapal ekspedisi OceanXplorer milik OceanX, yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk mempelajari fenomena kegempaan dan interaksi udara-laut di perairan Indonesia. Ekspedisi ini juga akan mengamati fenomena yang mempengaruhi variabilitas cuaca dan iklim Indonesia, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan ocean dipole di Laut Banda, Selatan Jawa, dan Barat Sumatera.

BMKG menilai eksplorasi ini sangat penting, mengingat perubahan sirkulasi udara dan lautan secara alami serta letusan gunung berapi dapat mempengaruhi variabilitas iklim. Menteri Luhut Binsar Pandjaitan juga menekankan pentingnya pemetaan laut Indonesia yang baru mencapai 19 persen, padahal garis pantai Indonesia mencapai 108 ribu kilometer dengan lebih dari 70 persen wilayahnya adalah perairan.

"Persiapan tim sejauh ini sudah rampung bersama dengan OceanX. BMKG membawa serta peralatan untuk mengukur parameter tadi, dan terus berkoordinasi, terutama dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi sebagai leading sektornya," tambah Dwikorita.

Dengan ekspedisi ini, BMKG berharap dapat meningkatkan pemahaman tentang potensi gempa dan tsunami di Indonesia, serta memperkuat sistem mitigasi bencana untuk melindungi masyarakat dari ancaman yang mungkin terjadi.