Hikmah
Hikmah

Rabu, 24 Januari 2024 15:13

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah

Soal Mahfud MD Ingin Mundur dari Kabinet, Fahri Hamzah: Baguslah

"Bagus lah. Tapi nggak usah cari alasan lain, mundur itu karena setiap hari menyerang kebijakan pemerintah yang harusnya dipuji.," kata Fahri Hamzah menanggapi pernyataan Mahfud MD yang mengau ingin mundur dari kabinet.

JAKARTA,BUKAMATA - Setelah dihujani kritik dari berbagai pihak, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD akhirnya menyatakan siap mundur dari jabatan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Namun, Mahfud mengaku masih menunggu momentum untuk mundur dari jabatannya. Dia berdalih masih ada sesuatu tugas negara yang harus dijaga.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, menyambut positif langkah Mahfud tersebut.

Fahri berharap apabila Mahfud MD sudah menyatakan akan mundur, jangan lagi mencari alasan-alasan lain, termasuk menuding pihak lain, menggunakan jabatan dan fasilitasi negara untuk kepentingan pribadi.

Lebih parahnya lagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bukan merupakan kandidat yang maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024, justru diserang kebijakanya oleh orang yang masih jadi pembantunya.

"Bagus lah. Tapi nggak usah cari alasan lain, mundur itu karena setiap hari menyerang kebijakan pemerintah yang harusnya dipuji. Lah gimana? Saya koordinator yang bikin kebijakan, 4 tahun lebih nggak ada masalah. Baik-baik saja. Tiba-tiba sekarang gabung sama kelompok kecewa, terus semua kebijakan itu saya salahkan? Piye?" kata Fahri Hamzah, Rabu (24/1/2024).

Fahri mengatakan, jika mau jujur sebenarmya untuk apa Mahfud yang merupakan Menko Polhukam menyerang kebijakan pemerintahan Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Jokowi.

Perlu diingat, kata Fahri, bahwa Jokowi itu memimpin kabinet presidensialisme, yang artinya seluruh kebijakan telah di-distribusikan selama ini kepada para pembantunya, termasuk kepada Mahfud MD selaku Menko Polhukam.

"Pak Jokowi memerlukan tanggungjawab presiden di satu sisi, tapi di sisi lain memerlukan loyalitas para pembantunya. Ngapain orang menyerang kebijakan Pak Jokowi? Bukankah capresnya, bukan Pak Jokowi? Kalau nggak loyal gimana?" tanya politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu lagi.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini mengatakan, baru kali ini di Indonesia ada pemilihan presiden (Pilpres) yang tidak ada petahananya, tapi isunya adalah melawan petahana.

Padahal rakyat tahu, bahwa petahana tidak ada, tetapi pertanyaannya adalah kenapa pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1 dan 3 selalu menyerang petahana, sementara petahana tidak ada.

"Makanya kelihatan seperti meninju angin. Kemarin juga dalam debat cawapres, 1 dan 3 disiapkan waktu untuk berdebat oleh moderator. Tapi yang terjadi, adalah bukannya berdebat konfrontasi gagasan dan ide masing-malah keduanya membahas Jokowi yang tidak ada di arena.

"Keduanya kabinet koalisi pula. Jadi silahkan Pak Mahfud mundur saja, nggak perlu lagi mencari-cara alasan," tutup calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Partai Gelora dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) I.

Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud MD, sudah menyatakan akan segera mengundurkan diri dari jabatannya di Kabinet Indonesia Maju.

Selain komitmennya dengan capres Ganjar Pranowo, kata Mahfud, juga untuk menghindari konflik kepentingan menjadi salah salah satu alasan Mahfud mundur dari jabatannya.

Rencana untuk mundur dari kabinet pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, disampaikan Mahfud MD dalam acara 'Tabrak Prof' yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (23/1/2024) malam.

Kepada para peserta 'Tabrak Prof', Mahfud menyampaikan bahwa sebelumnya, ia tak mundur dari kabinet, karena ingin menunjukkan etika yang baik sebagai pejabat negara.

Meski ikut berkontestasi sebagai cawapres, Mahfud mengaku tidak memanfaatkan kekuasaan serta fasilitas negara untuk urusan kampanye.

Namun, menurut Mahfud, situasinya tidak berimbang. Pihak lain justru menggunakan jabatan untuk kepentingan kontestasi.

Bahkan, sejumlah menteri yang tidak ada kaitannya dengan politik juga bergabung menjadi tim sukses capres dan cawapres lain.

"Oleh sebab itu, saya kira percontohan saya ya sudah cukup. (Untuk mundur dari jabatan) tinggal menunggu momentum, karena ada sesuatu tugas negara yang harus saya jaga," demikian Mahfud MD

#Pemilu 2024 #Fahri Hamzah #Partai Gelora #Mahfud MD